• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
Advertisement
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
No Result
View All Result
Home Nasional

Pekerja Menganggur Setahun di Gaji Oleh Google, Kok Bisa?

Google bayar staf AI cuti setahun demi cegah pindah ke pesaing seperti OpenAI atau Microsoft dalam perang teknologi.

Achmad Rizal by Achmad Rizal
12/04/2025
in Nasional
0
google
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jurnal Pelopor — Perebutan bakat dalam bidang kecerdasan buatan (AI) semakin sengit, dan Google telah mengambil langkah drastis untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Perusahaan ini lebih memilih memberikan beberapa karyawannya liburan berbayar selama satu tahun daripada membiarkan mereka bekerja untuk pesaing.

Perjanjian Nonkompetisi di Google DeepMind

Beberapa staf Google DeepMind di Inggris yang terikat perjanjian nonkompetisi dilarang bekerja untuk pesaing hingga 12 bulan setelah meninggalkan perusahaan. Perjanjian ini dirancang untuk mencegah para karyawan yang memiliki pengetahuan mendalam tentang teknologi AI Google untuk bergabung dengan kompetitor, yang dapat merugikan perusahaan.

Menurut sumber anonim yang pernah bekerja di DeepMind, karyawan yang diberikan perjanjian nonkompetisi tetap dibayar oleh Google selama mereka tidak bekerja untuk pesaing. Lamanya perjanjian nonkompetisi bergantung pada faktor seperti senioritas karyawan dan seberapa penting kontribusi mereka bagi perusahaan. Untuk karyawan senior, klausul ini bisa berlangsung hingga satu tahun.

Mengapa Perjanjian Nonkompetisi Penting dalam Perang AI?

Perusahaan teknologi, terutama yang terlibat dalam pengembangan AI, menggunakan perjanjian nonkompetisi sebagai cara untuk mempertahankan posisi dominannya. Mengingat perkembangan pesat dalam bidang AI dan munculnya berbagai perusahaan rintisan, Google ingin memastikan bahwa karyawan-karyawan kunci tidak akan mengungkapkan pengetahuan yang dapat memberi keuntungan pada pesaing seperti OpenAI atau Microsoft.

Google menjelaskan bahwa penggunaan perjanjian nonkompetisi hanya dilakukan secara selektif untuk melindungi kepentingan perusahaan.

“Kontrak kerja kami sesuai dengan standar pasar. Mengingat sifat sensitif pekerjaan kami, kami menggunakan perjanjian nonkompetisi secara selektif,” ungkap juru bicara Google.

Tantangan untuk Karyawan dalam Industri AI

Namun, perjanjian nonkompetisi yang ketat ini bisa membatasi fleksibilitas karyawan, terutama di bidang yang berkembang pesat seperti AI. Beberapa karyawan DeepMind merasa terhambat oleh perjanjian yang mengharuskan mereka untuk menganggur selama berbulan-bulan sebelum bisa bekerja di tempat lain.

Seorang mantan karyawan DeepMind menyatakan,

“Siapa yang mau mengontrak Anda untuk memulai dalam setahun? Itu berlaku selamanya dalam AI.”

Di Inggris, perjanjian ini dapat di tegakkan jika di anggap wajar untuk melindungi kepentingan bisnis, meskipun beberapa pesaing utama, seperti OpenAI dan Microsoft, kini mencoba merekrut staf DeepMind yang terhambat oleh perjanjian ini.

Peraturan Berbeda di Amerika Serikat dan Inggris

Sementara di Inggris perjanjian nonkompetisi dapat di tegakkan, di Amerika Serikat, khususnya di California, klausul tersebut tidak dapat di berlakukan. Bahkan, undang-undang baru yang di perkenalkan pada 2023 memperluas larangan ini ke luar negara bagian, membatasi kemampuan perusahaan teknologi besar di Silicon Valley untuk menegakkan perjanjian nonkompetisi.

Namun, dengan meningkatnya permintaan terhadap keahlian di bidang AI, talenta DeepMind yang terbatas oleh perjanjian ini mungkin harus berpikir keras untuk mencari peluang di luar perusahaan, terutama mengingat betapa cepatnya industri ini berkembang.

Sumber: Liputan6

Baca Juga:

Utang RI Rp 250 T, Sri Mulyani: Bukan Karena Tak Punya Uang!

Tarif Trump Bikin Harga Kopi hingga Skincare Melonjak di AS

Tarif Trump Bikin Harga Kopi hingga Skincare Melonjak di AS

Saksikan berita lainnya:

Reformasi atau Langkah Mundur? Pengesahan RUU TNI 2025

Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?

Tags: #AI#DeepMind#Google#Indonesia#InovasiGlobal#JurnalPelopor#NonKompetisi#Prabowo#TalentaDigital#Teknologi
Previous Post

Hasto Kristiyanto Gagal Lewat Eksepsi, Apa Alasannya?

Next Post

8 Besar Piala Asia U-17: Indonesia Siap Hadapi Korea Utara

Achmad Rizal

Achmad Rizal

Related Posts

rokok
Nasional

Dapat Laporan Warga, Purbaya Siap Kejar Mafia Rokok Ilegal!

18/10/2025
sjafrie
Nasional

Petinggi PKS Sowan ke Menhan Sjafrie, Ada Agenda Rahasia?

18/10/2025
purbaya
Nasional

Purbaya Pecat Pegawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks

18/10/2025
delpedro
Nasional

Yusril Bantah Pemerintah dan Polri Intervensi Kasus Delpedro!

17/10/2025
polda
Nasional

Polda Metro Libatkan Ormas, Jakarta Akan Lebih Aman?

17/10/2025
rumah subsidi
Nasional

Purbaya: Rumah Subsidi Harus 45 m², Biar Layak Dihuni

16/10/2025
Next Post
8 besar piala Asia u-17

8 Besar Piala Asia U-17: Indonesia Siap Hadapi Korea Utara

Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.