Jurnal Pelopor – Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, sempat merasa optimis bahwa timnya bisa membalikkan keadaan melawan Barcelona di final Supercopa de Espana 2025. Pertandingan yang digelar di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Senin (13/01/2025), itu berakhir tragis bagi Los Blancos dengan kekalahan telak 2-5.
Mbappe Membuka Asa
Real Madrid sempat unggul lebih dulu berkat gol Kylian Mbappe. Namun, setelah itu Barcelona menggila, mencetak lima gol melalui Lamine Yamal, Robert Lewandowski, Raphinha (2 gol), dan Alejandro Balde.
Raphinha menjadi bintang laga dengan penampilan apiknya, sementara Madrid tampak tak mampu membendung serangan Blaugrana.
Kartu Merah Szczesny, Harapan Singkat untuk Madrid
Di awal babak kedua, tepatnya menit ke-56, Barcelona harus bermain dengan 10 pemain setelah kiper Wojciech Szczesny dikartu merah karena melanggar Kylian Mbappe di luar kotak penalti.
Momen itu sempat memberikan harapan bagi Real Madrid. Empat menit kemudian, Rodrygo mencetak gol dari tendangan bebas, membuat skor menjadi 2-5. Namun, itu adalah gol terakhir mereka dalam pertandingan tersebut.
Optimisme yang Tak Terwujud
Usai pertandingan, Ancelotti mengungkapkan bahwa ia merasa kartu merah Szczesny menjadi peluang bagi Madrid untuk bangkit.
“Saat ia dikeluarkan, saya pikir kami bisa mencoba melakukan perlawanan. Saya tidak memikirkan hal lain,” ujar Ancelotti kepada laman resmi Real Madrid.
Namun, harapan itu tak terwujud. Ancelotti mengakui bahwa lini pertahanan Madrid tampil buruk sepanjang laga, membuat mereka gagal memanfaatkan keunggulan jumlah pemain.
“Kami harus bertahan dengan baik untuk memenangkan pertandingan ini. Kami bertahan dengan buruk, dan Barcelona pantas menang. Mereka bertahan lebih baik dari kami,” aku Ancelotti.
Runner-Up yang Pahit
Kekalahan ini membuat Real Madrid hanya bisa puas sebagai runner-up Supercopa de Espana 2025. Selanjutnya, mereka harus segera bangkit menghadapi jadwal La Liga pekan depan, di mana mereka akan melawan Las Palmas pada 19 Januari 2025.
Bagi Barcelona, kemenangan ini adalah pembuktian kekuatan mereka di bawah pelatih Xavi Hernandez, sekaligus menunjukkan dominasi mereka di laga klasik melawan rival abadinya.
Hasil ini sekali lagi menunjukkan bahwa meski optimisme tinggi, eksekusi di lapangan tetap menjadi penentu akhir.