• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
Advertisement
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
No Result
View All Result
Home Opini

Efisiensi Anggaran, Prioritas Baru, dan Tantangan Pemerintahan Prabowo

Pemerintah Prabowo pangkas anggaran kementerian demi efisiensi, tetapi beberapa institusi tidak tersentuh, memicu polemik prioritas politik.

Achmad Rizal by Achmad Rizal
09/02/2025
in Opini
0
Anggaran
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jurnal Pelopor – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah memasuki fase penting dalam pengelolaan anggaran negara. Berbagai kementerian dan lembaga (K/L) mengalami pemangkasan besar-besaran, dengan dalih efisiensi untuk mengalokasikan dana ke program prioritas nasional. Namun, apakah kebijakan ini benar-benar langkah strategis, atau justru membuka potensi ketidakseimbangan dalam pembangunan dan layanan publik?

Polemik semakin meruncing ketika beberapa kementerian kunci, seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Pendidikan Tinggi, serta Otorita IKN, mengalami pemotongan anggaran dalam jumlah yang sangat besar. Di sisi lain, beberapa institusi tidak tersentuh pemangkasan anggaran sama sekali, seperti Kementerian Pertahanan, Kepolisian, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah efisiensi ini benar-benar untuk kepentingan rakyat, atau sekadar strategi untuk mengamankan prioritas politik tertentu?

Pemangkasan Anggaran: Infrastruktur, Pendidikan, dan Keamanan Sosial Tertekan

Data yang ada menunjukkan bahwa pemotongan anggaran tahun 2025 terjadi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berikut beberapa kementerian/lembaga yang mengalami dampak paling signifikan:

  1. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek): Dipotong Rp22,5 triliun dari Rp57,6 triliun (39%).
  2. Kementerian Pekerjaan Umum (PU): Dipangkas Rp81,38 triliun dari Rp110,95 triliun (73,34%).
  3. Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN): Anggaran berkurang Rp4,81 triliun dari Rp6,39 triliun (75,2%).
  4. Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman: Pemotongan Rp3,66 triliun dari Rp5,27 triliun (69,4%).
  5. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora): Berkurang Rp1,46 triliun dari Rp2,33 triliun (62,9%).
  6. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT): Dipangkas Rp433,19 miliar dari Rp626,39 miliar (69,1%).
  7. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK): Berkurang Rp144,5 miliar dari Rp229,9 miliar (62,8%).
  8. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Batam: Dipotong Rp1,23 triliun dari Rp1,99 triliun (62,18%).

Dampak dari pemangkasan ini cukup besar. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur seperti bendungan, jalan nasional, serta perumahan rakyat harus dikorbankan. Bahkan, sektor pendidikan tinggi dan sains juga terkena imbas besar.

Di sisi lain, beberapa lembaga dan kementerian tidak mengalami pemangkasan anggaran sama sekali, seperti:

  1. Kementerian Pertahanan
  2. Kepolisian Negara RI (Polri)
  3. Badan Intelijen Negara (BIN)
  4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
  5. Kejaksaan RI
  6. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan DPR RI
  7. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
  8. Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan

Ketidakseimbangan ini menimbulkan tanda tanya besar: mengapa sektor keamanan dan lembaga legislatif tetap mendapatkan anggaran penuh, sementara sektor infrastruktur dan pendidikan mengalami pemotongan drastis?

DPR RI Menolak Program Hasil Efisiensi Anggaran Kementerian PU

Keputusan pemerintah untuk memangkas anggaran Kementerian PU sebesar Rp81,38 triliun mendapat perlawanan dari DPR RI, khususnya Komisi V yang membidangi infrastruktur dan perhubungan. DPR menolak berbagai program yang dicanangkan oleh Kementerian PU dari hasil dana efisiensi tersebut, dengan alasan bahwa pemangkasan ini akan merusak pembangunan nasional, terutama di daerah terpencil dan rawan bencana.

Jika DPR tetap berpegang pada sikap ini, maka berbagai proyek yang sudah dirancang sebelumnya berpotensi tidak bisa direalisasikan. Akibatnya, akan terjadi stagnasi pembangunan, yang bisa berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi dan daya saing nasional.

Fokus Baru: Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Di tengah pemangkasan besar-besaran ini, pemerintah justru mengalokasikan Rp100 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini bertujuan untuk memberikan makanan gratis kepada 82,9 juta warga, terutama anak-anak sekolah.

Namun, program ini menuai kritik karena:

  1. Masih lemahnya sistem distribusi pangan nasional, yang berpotensi menyebabkan penyelewengan atau pemborosan anggaran.
  2. Tidak ada kajian mendalam mengenai keberlanjutan dan dampak ekonomi jangka panjangnya.
  3. Pemangkasan infrastruktur justru dapat menghambat distribusi makanan, sehingga tujuan MBG sendiri bisa terganggu.
  4. Bahkan, pernyataan Menteri PUPR yang menyebut bahwa anggarannya dipangkas demi “program makan” sempat menjadi kontroversi di publik. Meskipun kemudian diklarifikasi sebagai candaan, pernyataan ini menunjukkan adanya ketegangan di dalam kabinet mengenai alokasi anggaran ini.

Ketegasan Prabowo: Akan Menindak Menteri yang Bandel

Di tengah situasi ini, Presiden Prabowo memberikan peringatan keras bahwa ia tidak akan segan menindak menteri yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintahannya. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa seluruh kebijakan, termasuk efisiensi anggaran, harus mengikuti arahan presiden tanpa banyak perdebatan internal.

Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah ini berarti kritik dari menteri atau DPR tidak boleh ada? Bagaimana jika kebijakan efisiensi ini ternyata merugikan pembangunan nasional dalam jangka panjang?

Kesimpulan: Pemerintahan Prabowo Sedang Mencari Arah Baru

Dari semua fakta yang ada, jelas bahwa pemerintahan Prabowo sedang melakukan perombakan besar-besaran dalam alokasi anggaran. Fokusnya kini lebih banyak ke program kesejahteraan sosial, seperti MBG, dengan mengorbankan sektor infrastruktur, pendidikan, dan perumahan.

Namun, ada beberapa konsekuensi besar dari kebijakan ini:

  1. Penolakan DPR terhadap pemanfaatan hasil efisiensi anggaran Kementerian PU bisa memicu kebuntuan realisasi pembangunan.
  2. Ketidakseimbangan pemangkasan anggaran, di mana sektor keamanan tetap diprioritaskan, bisa memunculkan kritik bahwa ini adalah strategi politik daripada kebijakan ekonomi yang rasional.
  3. Jika infrastruktur dasar tidak memadai, program MBG sendiri bisa mengalami hambatan besar dalam distribusi dan efektivitasnya.

 

Pertanyaannya kini adalah: Apakah ini langkah yang tepat, atau justru awal dari ketimpangan baru?

Yang pasti, masyarakat akan terus mengawasi arah kebijakan ini. Jika strategi ini gagal memberikan dampak positif yang nyata, maka kritik akan semakin membesar, dan pemerintahan Prabowo harus siap menghadapi konsekuensinya.

Penulis: Muhamad Musa, S.E
(Investigasi Kebijakan Publik & Ekonomi)

Baca juga:

Presiden Prabowo Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Pulogadung

https://www.jurnalpelopor.com/presiden-prabowo-tinjau-program-makan-bergizi-gratis-di-pulogadung.html

Ekonomi Indonesia di Era Trump: Ancaman atau Peluang?

https://www.jurnalpelopor.com/ekonomi-indonesia-di-era-trump-ancaman-atau-peluang/

Bahlil Usul Badan Pengawas Elpiji 3 Kg, UGM Sebut Tak Solutif?

https://www.jurnalpelopor.com/bahlil-usul-badan-pengawas-elpiji-3-kg-ugm-sebut-tak-solutif/

Indonesia Melaju: Industri Otomotif dan Pertahanan di Era Baru 2025


Saksikan berita lainnya:

Pemain Timnas Indonesia Tampil Memukau di Eropa, Pelatih Baru Amati Langsung Aksi Mereka! https://youtu.be/Q1DoaDc2V-k?si=RDK1vk5ZtbtFDUGD

Penyelundupan Barang Ilegal: Bisnis Haram yang Tak Pernah Mati!

https://youtu.be/WwkGx-qJudE?si=wx2BSEI7L3L2XgK-

Indonesia Harus Kuat! Pesan Tegas Presiden Prabowo soal Pertahanan Negara!

Tags: #AnggaranNegara#EfisiensiAtauStrategi#KebijakanEkonomi#PemangkasanAnggaran#PembangunanNasional#PertahananVsPendidikan#PolitikAnggaran#PrabowoSubianto#PrioritasNasional#TransparansiAnggaran
Previous Post

These delicious Balinese street foods you need to try right now

Next Post

Di Balik Pemangkasan Anggaran 2025: Efisiensi atau Bersih-Bersih Mafia Anggaran?

Achmad Rizal

Achmad Rizal

Related Posts

Selat Hormuz
Opini

Iran Tutup Selat Hormuz, Barat Merengek Damai!

24/06/2025
iran
Opini

Iran Selangkah di Depan, AS–Israel Kehilangan Arah

23/06/2025
sopir
Opini

Negara, Jalanan, dan Para Sopir yang Ditumbalkan

21/06/2025
bojonegoro
Opini

Bojonegoro Siap Melonjak! KEK & Industrialisasi di Ambang Pintu

16/06/2025
Dr. Almuzammil Yusuf, Presiden PKS Paket Lengkap : Sarjana Politik Yang Sukses Menjadi Politisi
Opini

Dr. Almuzammil Yusuf, Presiden PKS Paket Lengkap : Sarjana Politik Yang Sukses Menjadi Politisi

06/06/2025
bojonegoro
Opini

Air, Sawah, dan Masa Depan Bojonegoro: Dari Gedongarum hingga Pegunungan Selatan

27/05/2025
Next Post
2025

Di Balik Pemangkasan Anggaran 2025: Efisiensi atau Bersih-Bersih Mafia Anggaran?

Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.