Jurnal Pelopor — Indonesia kembali menegaskan diri sebagai raja rempah dunia, kali ini lewat dominasi dalam produksi kayu manis. Dengan volume mencapai 35.000–40.000 metrik ton per tahun, Tanah Air berhasil mengungguli China, Vietnam, dan India, sekaligus menyumbang sekitar 40% pasokan kayu manis dunia.
Rempah yang Mengharumkan Dunia
Kayu manis adalah salah satu bumbu dapur paling populer di dunia, digunakan untuk menambah aroma manis dan gurih pada berbagai hidangan. Dari minuman hangat di Eropa hingga masakan Asia, rempah ini telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner global.
Selain sebagai bumbu masak, kayu manis juga kaya manfaat kesehatan, seperti menurunkan kadar gula darah, meningkatkan metabolisme, dan berfungsi sebagai antioksidan alami. Tak heran, permintaan dunia terhadap kayu manis terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pesaing Utama: Sri Lanka dan China
Selama ini, Sri Lanka dikenal sebagai penghasil kayu manis Ceylon, varietas premium yang memiliki cita rasa lembut dan aroma manis alami. Negara tersebut memproduksi sekitar 23.000–25.000 metrik ton per tahun, dengan pasar utama di Eropa dan Amerika Serikat.
Sementara itu, China menjadi produsen besar untuk jenis cassia cinnamon, yang memiliki aroma lebih tajam dan kandungan minyak tinggi. Dengan produksi mencapai 32.000 metrik ton per tahun, China memegang posisi kuat di pasar Asia Timur dan Amerika Utara.
Namun, dominasi kedua negara itu kini mulai tergeser oleh Indonesia, yang menawarkan kombinasi ideal antara kualitas dan kuantitas.
Indonesia: Penguasa Baru Pasar Kayu Manis Dunia
Menurut data terbaru, Indonesia kini menjadi produsen kayu manis terbesar di dunia. Sebagian besar produksi berasal dari Pulau Sumatera dan Jawa, wilayah dengan iklim tropis dan curah hujan stabil.
Kondisi alam Indonesia sangat mendukung pertumbuhan tanaman ini, terutama pada ketinggian 500–1.000 mdpl dan suhu 20–27°C. Jenis yang paling banyak dihasilkan adalah cassia, yang terkenal dengan aroma kuat dan kadar minyak tinggi menjadikannya favorit untuk industri makanan, parfum, dan kosmetik.
Selain itu, AS dan Eropa menjadi pasar utama ekspor kayu manis Indonesia. Sejak masa kolonial, rempah ini memang sudah menjadi komoditas rebutan bangsa-bangsa Eropa, dan kini kembali menjadi andalan ekspor nonmigas Indonesia.
Prospek Cerah dan Tantangan ke Depan
Kejayaan Indonesia sebagai penghasil kayu manis dunia membuka peluang besar bagi petani lokal dan industri hilir rempah. Potensi pengembangan produk turunan seperti minyak kayu manis, teh herbal, hingga aromaterapi juga semakin menjanjikan.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Persaingan harga global, standardisasi kualitas, serta keberlanjutan lahan menjadi isu yang harus dihadapi agar Indonesia tetap menjadi pemain utama dalam jangka panjang.
Dengan strategi pengelolaan yang baik, Indonesia bukan hanya dapat mempertahankan statusnya sebagai raja kayu manis dunia, tetapi juga menjadikannya sebagai simbol kebangkitan rempah Nusantara di pasar global.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: