Jurnal Pelopor – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) buka suara terkait berbagai persoalan yang muncul dalam pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut, kendala di lapangan wajar terjadi karena program tersebut memiliki skala sangat besar dengan waktu persiapan yang singkat.
“Makanan bergizi gratis itu 82,9 juta penerima manfaat. Pekerjaan besar. Ada masalah? Iya. Wong kita nggak ada makanan bergizi aja ada masalah. Apalagi tiba-tiba satu tahun harus memberi makan 82,9 juta orang,” ujar Zulhas dalam acara Town Hall Meeting Satu Tahun Kemenko Pangan di Graha Mandiri, Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Zulhas menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menutup mata terhadap masalah yang muncul. Ia memastikan setiap laporan akan dievaluasi agar tidak menimbulkan risiko bagi penerima manfaat, terutama anak-anak sekolah.
“Bukan soal angka. Satupun anak kita nggak boleh ada masalah. Karena itu, kami terus melakukan evaluasi,” tegasnya.
Koordinasi Antarinstansi dan Pengawasan Hingga Desa
Zulhas mengungkapkan, dirinya baru menerima Keputusan Presiden (Keppres) lima hari lalu yang menugaskannya memimpin koordinasi antarinstansi dari pusat hingga daerah dalam pelaksanaan MBG.
“Saya baru terima Keppres lima hari yang lalu sebagai ketua tim untuk melakukan koordinasi antar instansi pemerintahan pusat sampai daerah,” jelasnya.
Program MBG disebut melibatkan banyak kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serta Badan Gizi Nasional (BGN). Koordinasi harian dipimpin oleh Nanik S. Deyang, Wakil Kepala BGN.
Menurut Zulhas, pengawasan akan dilakukan secara berjenjang hingga ke tingkat desa melalui struktur pemerintahan yang sudah ada.
“Puskesmas, Dinas Kesehatan, camat, hingga kepala desa akan dilibatkan agar pengawasan berjalan rutin dan efektif,” ujarnya.
Fokus pada Perbaikan Tata Kelola dan Efisiensi Anggaran
Dalam kesempatan tersebut, Zulhas juga menegaskan pentingnya perbaikan tata kelola program MBG agar pelaksanaannya lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran.
“Tata kelolanya harus diperbaiki, jelas. Hari-hari ini kami akan menyelesaikan tata kelola yang dipimpin oleh Setneg dan Seskab agar pelaksanaannya makin baik,” ucapnya.
Zulhas menargetkan seluruh sistem pelaksanaan dan pengawasan rampung sebelum program mencapai target maksimalnya pada Maret 2026, mundur dari jadwal awal akhir 2025.
“Diperkirakan Maret 2026 kita sudah bisa menjangkau 82,9 juta penerima manfaat, dengan harapan tidak ada risiko satu orang pun. Insya Allah, mohon doanya,” tuturnya.
Tantangan Anggaran: Baru 20 Persen dari Kebutuhan Ideal
Sementara itu, Nanik S. Deyang menjelaskan bahwa kebutuhan dana untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat mencapai Rp351 triliun hingga Rp400 triliun. Namun, alokasi yang diterima BGN untuk tahun 2025 baru Rp71 triliun.
“Target tahun ini sebenarnya berdasarkan anggaran Rp71 triliun. Kalau untuk 82,9 juta penerima, anggarannya bisa sampai Rp400 triliun, jadi realistisnya baru bisa penuh di 2026,” jelas Nanik.
Ia juga memastikan bahwa tambahan dana sebesar Rp100 triliun yang direncanakan pemerintah belum diterima oleh BGN. Karenanya, pelaksanaan MBG dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kapasitas fiskal negara.
Komitmen Pemerintah: Gizi Anak Bangsa adalah Prioritas
Zulhas menegaskan, meskipun tantangan besar menghadang, pemerintah tetap berkomitmen agar program MBG berjalan lancar dan tepat sasaran. Ia menyebut program ini bukan sekadar proyek politik, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.
“Program ini bukan soal bagi-bagi makan, tapi soal menyiapkan generasi sehat, cerdas, dan produktif. Kalau tata kelolanya kuat, insya Allah hasilnya akan besar untuk bangsa,” kata Zulhas menutup pernyataannya.
Dengan populasi penerima manfaat hampir mencapai sepertiga penduduk Indonesia, MBG kini menjadi salah satu program sosial terbesar sepanjang sejarah, dan akan terus menjadi sorotan publik seiring pemerintah berupaya menata ulang sistemnya.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: