Jurnal Pelopor — Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan komitmen Pemerintah Kota untuk menjaga Kota Pahlawan dari praktik prostitusi ilegal. Pernyataan itu disampaikan setelah muncul laporan masyarakat terkait dugaan aktivitas terselubung di kawasan eks lokalisasi Moroseneng.
Pengawasan Ketat di Eks Lokalisasi Moroseneng
Eri Cahyadi mengajak seluruh tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk bersama-sama melakukan pengawasan ketat (waskat). Ia menyebut, Pemkot Surabaya sudah menyiagakan petugas di beberapa titik strategis untuk mencegah munculnya praktik prostitusi.
“Penjagaan dilakukan mulai pukul 10 malam sampai jam 4 pagi, secara berkeliling. Kami buat pos-pos di beberapa titik wilayah Moroseneng,” jelas Eri saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Selasa (14/10).
Selain petugas Pemkot, Eri menegaskan bahwa peran masyarakat dan kepolisian juga sangat penting. Ia meminta agar seluruh pihak saling berkoordinasi agar tidak terjadi fitnah atau kesalahpahaman.
“Kita ajak tokoh masyarakat dan kepolisian untuk ikut memantau. Supaya jelas, ada atau tidak praktik seperti itu. Jangan sampai ada fitnah,” ujarnya.
Bangun Aktivitas Positif untuk Cegah Praktik Negatif
Sebagai langkah pencegahan jangka panjang, Pemkot Surabaya juga memanfaatkan rumah-rumah yang telah dibeli dari eks warga lokalisasi sebagai pusat kegiatan masyarakat.
“Saya minta agar rumah-rumah itu dijadikan tempat kegiatan positif. Bisa untuk kegiatan anak muda, posko Karang Taruna, dan lain-lain. Kalau tempatnya ramai, pasti tidak ada ruang bagi praktik prostitusi,” tegas Eri.
Eri juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong agar kawasan bekas lokalisasi benar-benar bersih dan produktif. Menurutnya, pengawasan pemerintah tidak akan efektif tanpa dukungan warga.
Ajak Masyarakat Jadi Garda Terdepan
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri menyampaikan seruan langsung kepada masyarakat Surabaya untuk ikut menjaga moralitas kota. Ia meminta warga aktif melapor jika menemukan praktik-praktik prostitusi atau penyalahgunaan tempat usaha seperti panti pijat.
“Saya nyuwun tulung, ayo kita jaga Surabaya bersama. Kalau menemukan praktik seperti itu, segera laporkan dan dokumentasikan. Kita tindak tegas,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kota tidak bisa bekerja sendirian. Sinergi antara Pemkot, aparat, dan masyarakat menjadi kunci dalam memberantas praktik prostitusi yang meresahkan.
“Keberhasilan menjaga kota ini ada pada kebersamaan kita. Kalau pengawasan dilakukan bersama, hasilnya pasti lebih efektif,” kata Eri.
Komitmen Jangka Panjang untuk Kota Bermartabat
Eri menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Pemkot Surabaya akan terus berkomitmen menjaga kota yang bermartabat dan aman bagi generasi muda. Ia berharap upaya ini tidak hanya menghentikan prostitusi, tetapi juga membangun kesadaran sosial dan moral kolektif di tengah masyarakat.
“Kami tidak hanya ingin menutup praktiknya, tapi juga memperkuat mental masyarakat. Surabaya harus bersih, kuat, dan jadi contoh bagi kota lain,” tandasnya.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: