Jakarta – Sebuah video di platform TikTok yang menunjukkan turis asal China mengaku menyuap petugas imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta menjadi viral dan menuai reaksi keras dari masyarakat. Dalam video tersebut, turis itu mengungkapkan kemudahan masuk ke Indonesia hanya dengan menyelipkan uang sebesar Rp 500 ribu di dalam paspor. Akibatnya, hal ini memicu kekhawatiran terkait integritas pelayanan imigrasi di Indonesia.
“Kami sedang menyelidiki kasus ini. Jika terbukti, pegawai yang terlibat akan ditindak tegas,” tegas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, Minggu (19/1), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Dugaan Suap di Bandara Soekarno-Hatta
Dalam video tersebut, turis China mengaku memberikan uang kepada petugas imigrasi untuk memperlancar proses masuk ke Indonesia. Pengakuan ini memicu kritik dan sorotan tajam terhadap integritas sistem imigrasi di Tanah Air.
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas) bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan internal terhadap dugaan suap tersebut. Agus memastikan, jika ada bukti pelanggaran oleh petugas, ia akan mengambil tindakan hukum dengan segera.
Langkah Tegas Kemen Imipas
Selain menyelidiki petugas yang terlibat, Kemen Imigrasi juga berencana mencari sosok turis China yang muncul dalam video tersebut.. Agus menyatakan pihaknya akan menerbitkan surat penangkalan dan mendeportasi turis tersebut.
“Saat ini kami sudah mencekal yang bersangkutan di semua TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) untuk memastikan kebenaran unggahan tersebut,” kata Agus.
Reaksi Publik dan Upaya Pembenahan
Kasus ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, memunculkan pertanyaan tentang transparansi dan profesionalitas petugas imigrasi. Banyak pihak mendesak Kemen Imipas untuk melakukan reformasi dalam sistem pemeriksaan imigrasi guna mencegah praktik serupa di masa depan.
Harapan untuk Perbaikan
Kasus viral ini menjadi momentum bagi Kemen Imipas untuk memperbaiki sistem pengawasan dan menegakkan integritas pelayanan publik. Masyarakat mengharapkan langkah tegas pemerintah menjadi tindakan berkelanjutan, tidak hanya respons sementara, dan juga dengan perbaikan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami tidak akan mentoleransi pelanggaran seperti ini. Reformasi pelayanan adalah prioritas kami,” tegas Agus.
Insiden ini mengingatkan Indonesia akan pentingnya menjaga integritas pelayanan publik untuk menciptakan citra positif di mata dunia internasional.