Jakarta, 27 April 2025 – Wacana keterlibatan TNI di lingkungan kampus kembali mencuri perhatian publik. Menanggapi sorotan tersebut, Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, menegaskan bahwa kehadiran TNI di perguruan tinggi bukanlah bentuk pembatasan ruang akademik mahasiswa.
Fokus pada Wawasan Bela Negara dan Teknologi Pertahanan
Menurut Togar, kampus tetap menjadi ruang ilmiah terbuka yang berlandaskan prinsip Tridharma Perguruan Tinggi. Ia menegaskan, kehadiran prajurit TNI bertujuan memperkaya wawasan bela negara dan memperkenalkan pendekatan teknologi pertahanan kepada mahasiswa, bukan untuk membungkam ekspresi akademik.
“TNI adalah salah satu unsur negara yang punya hak dan kompetensi memberikan kontribusi, terutama dalam bidang bela negara dan teknologi pertahanan,” kata Togar saat dihubungi, Ahad, 27 April 2025.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keterbukaan informasi di era saat ini memungkinkan semua unsur negara, termasuk TNI, berinteraksi dengan komunitas akademik dalam koridor validasi ilmiah yang bisa diuji secara terbuka. Karena itu, anggapan bahwa keterlibatan TNI akan menormalisasi kekuasaan di kampus dinilai tidak berdasar.
“Kekhawatiran soal normalisasi kekuasaan kelihatannya berlebihan. Sekarang ini semua unsur punya kesempatan yang sama untuk berkembang,” ujarnya.
Ancaman Nyata: Melemahnya Jiwa Kebangsaan Generasi Muda
Togar justru mengingatkan ancaman yang lebih serius: potensi melemahnya jiwa kebangsaan di kalangan generasi muda. Ia mendorong kampus agar tetap menjadi wadah kebebasan berekspresi yang sehat, terarah, dan produktif.
“Yang penting adalah penyaluran ekspresi lewat kanal yang sehat, bukan sembarangan,” tegas Togar.
Kampus Tetap Harus Jadi Wadah Ekspresi yang Sehat
Pernyataan Togar ini mempertegas sikap Kementerian setelah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bidang Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto, lebih dulu menyatakan bahwa kolaborasi TNI dengan kampus bukan masalah. Brian menyampaikan hal itu usai rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada 23 April 2025 lalu, merespons maraknya kabar soal kehadiran aparat Tentara Nasional Indonesia di sejumlah lingkungan kampus.
Meski demikian, sebagian kalangan akademik dan publik tetap mengingatkan pentingnya menjaga otonomi kampus. Hal ini bertujuan agar kampus tetap menjadi ruang bebas untuk berpikir kritis tanpa tekanan dari pihak mana pun.
Sumber: Tempo.com
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya: