Jurnal Pelopor – Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menghentikan sebagian pengiriman senjata ke Ukraina. Keputusan ini diambil karena kekhawatiran atas menipisnya stok senjata dalam negeri, yang dianggap bisa membahayakan kesiapan militer AS sendiri di tengah berbagai ketegangan global.
Prioritaskan Kepentingan Nasional
Juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, mengatakan keputusan ini diambil setelah tinjauan mendalam oleh Kementerian Pertahanan AS terhadap stok persenjataan nasional. Pemerintah memprioritaskan kemampuan militer AS dalam menghadapi potensi ancaman lain, termasuk di Timur Tengah dan kawasan Indo-Pasifik.
“Keputusan ini diambil untuk mengutamakan kepentingan nasional. Angkatan Bersenjata AS tetap siap dan kuat,” ujar Kelly.
Sementara juru bicara Pentagon, Sean Parnell, menambahkan bahwa pemangkasan anggaran pada beberapa lini justru dimaksudkan untuk memodernisasi sistem persenjataan AS.
Pukulan Bagi Ukraina
Penahanan bantuan senjata ini menjadi pukulan berat bagi Ukraina, yang saat ini menghadapi serangan udara terbesar dari Rusia sejak perang dimulai pada 2022. Hingga kini, AS telah menyalurkan lebih dari USD 66 miliar bantuan militer ke Ukraina.
Ukraina sebelumnya meminta tambahan sistem pertahanan udara Patriot. Mantan Presiden AS Donald Trump, yang kini kembali aktif dalam diplomasi pertahanan, mengatakan akan mempertimbangkan permintaan itu.
“Mereka sangat ingin sistem Patriot. Kita akan lihat. Kita juga butuh itu untuk Israel,” ucap Trump.
Perubahan Sikap AS terhadap Konflik
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa pemerintahan saat ini mengedepankan penyelesaian damai melalui negosiasi. Ia menilai Eropa harus mulai lebih aktif mendanai pertahanannya sendiri. “Pandangan kami berbeda. Perundingan adalah cara terbaik bagi semua pihak dan sesuai kepentingan nasional AS,” ujarnya di hadapan Kongres.
Hegseth bahkan absen dalam pertemuan Ukraine Defense Contact Group, kelompok koordinasi bantuan militer untuk Ukraina yang dulu dibentuk oleh AS. Posisi kepemimpinan AS dalam kelompok tersebut kini resmi diserahkan kepada Inggris dan Jerman, menandai perubahan besar dalam strategi Washington.
AS Tahan Bantuan, Rusia Meningkatkan Tekanan
Sementara AS mulai menarik sebagian dukungan, Rusia terus menggempur kota-kota Ukraina dengan gelombang serangan udara besar. Dalam situasi ini, Kiev kini harus lebih banyak mengandalkan sekutu regional dan sumber daya dalam negeri.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: