Jurnal Pelopor – Harga emas dunia kembali mencetak sejarah. Pada Selasa (2/9/2025), logam mulia itu menembus rekor baru dengan menyentuh level US$ 3.508,5 per troy ons sekitar pukul 09.00 WIB, melampaui rekor intraday sebelumnya di US$ 3.500,05 pada April 2025. Meski sempat terkoreksi, harga emas masih bertahan tinggi di kisaran US$ 3.479 pada sore hari.
Reli Emas Tak Terbendung
Kenaikan ini melanjutkan tren bullish emas yang sudah berlangsung sepanjang tahun. Sehari sebelumnya, harga emas ditutup di level US$ 3.476 per troy ons, naik 0,85% dan menjadi penutupan tertinggi sepanjang masa. Dengan lonjakan lebih dari 30% sejak awal 2025, emas kini menjadi salah satu komoditas dengan performa terbaik.
Reli emas didorong oleh ekspektasi kuat bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga bulan ini. Ketua The Fed, Jerome Powell, sudah memberi sinyal kehati-hatian namun tetap membuka peluang pemangkasan. Laporan ketenagakerjaan AS yang akan keluar Jumat mendatang diperkirakan akan memperkuat argumen tersebut.
Sentimen Investor Meningkat
Investor global memperbesar alokasi dana mereka ke emas sebagai aset lindung nilai. Strategis UBS Group AG, Joni Teves, menyebut bahwa kombinasi suku bunga rendah, ketidakpastian makro, dan risiko geopolitik memperkuat daya tarik emas sebagai portofolio diversifikasi. Menurutnya, harga emas masih berpotensi mencetak rekor baru dalam beberapa kuartal mendatang.
Selain itu, meningkatnya tensi politik di AS juga menambah kekhawatiran pasar. Presiden Donald Trump belakangan melancarkan serangan terhadap independensi The Fed, bahkan dikabarkan berupaya menyingkirkan Gubernur Fed Lisa Cook. Jika langkah itu sah secara hukum, ia bisa mengganti dengan pejabat yang lebih dovish, yang semakin mendorong sentimen bullish emas.
Risiko Geopolitik dan Dampaknya
Tak hanya faktor moneter, risiko geopolitik global juga berperan besar. Konflik dagang, ketegangan politik, hingga keputusan pengadilan banding AS yang menyatakan tarif global Trump ilegal, semakin menambah ketidakpastian ekonomi. Kondisi ini membuat investor berbondong-bondong masuk ke emas sebagai safe-haven.
Prospek ke Depan
Analis Oversea-Chinese Banking Corp, Christopher Wong, menegaskan bahwa tantangan berikutnya adalah melihat apakah emas bisa menutup perdagangan harian di atas US$ 3.500. Jika berhasil, momentum reli emas diperkirakan semakin kuat. Ia juga menambahkan bahwa potensi ketegangan geopolitik baru bisa menjadi bahan bakar tambahan bagi kenaikan harga emas.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: