Jurnal Pelopor — Rencana pemerintah untuk membantu renovasi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo menggunakan dana APBN kini menghadapi tanda tanya besar. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, ia menerima pesan pribadi berisi permintaan agar proyek perbaikan ponpes yang ambruk itu tidak dibiayai dari APBN.
Pesan Misterius Setelah Pernyataan Purbaya
Purbaya menceritakan bahwa pesan tersebut datang tak lama setelah ia menyatakan siap meninjau proposal bantuan dari pihak Ponpes Al Khoziny.
“Waktu itu saya sudah ngomong begitu, ‘saya akan lihat’, sudah ada yang WA ke saya, bilang ‘jangan, nanti yang lain iri’,” ungkap Purbaya di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Meski begitu, Purbaya belum mau berspekulasi siapa pengirim pesan itu. Ia juga menegaskan belum menerima proposal resmi terkait pengajuan dana renovasi dari pihak pesantren.
“Saya enggak tahu bagaimana yang terbaik, tapi nanti begitu lihat proposal saya akan buat keputusan,” ujarnya diplomatis.
Cak Imin: “Ponpes Layak Dibantu, Negara Harus Hadir”
Sebelumnya, Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bersuara lantang bahwa perbaikan Ponpes Al Khoziny layak dibantu APBN. Ia menilai negara tidak boleh berpangku tangan ketika lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren mengalami musibah.
“Jumlah santrinya 1.900, mau sekolah di mana? Mau dibiarkan di tenda? Pemerintah mau diam saja? Kalau tidak melakukan sesuatu, kita juga disalahkan. Jadi ini harus jadi kesadaran bersama,” kata Cak Imin di Jakarta, Selasa (14/10).
Cak Imin juga menanggapi kritik terhadap rencana penggunaan APBN dengan nada heran.
“Kepada teman-teman yang memprotes, apa solusi Anda? Kepada DPR yang menolak, apa alternatifnya? Yang kita tolong ini anak-anak negeri yang sedang belajar,” tegasnya.
Belum Ada Proposal, Tapi Purbaya Siap Evaluasi
Purbaya sendiri mengatakan renovasi Ponpes Al Khoziny tidak akan memakan biaya besar, namun tetap perlu kejelasan mekanisme dan dokumen resmi sebelum dana digelontorkan.
“Satu juga enggak mahal kalau cuma satu pesantren. Tapi saya belum lihat proposalnya, jadi belum tahu berapa kebutuhan anggarannya,” jelasnya.
Ia menegaskan akan menindaklanjuti jika pengajuan sudah lengkap dan masuk akal.
“Saya nunggu proposal atau diskusi seperti apa. Tapi kalau masuk akal, ya kita eksekusi,” ucapnya.
Polemik Bantuan untuk Pesantren
Kasus Ponpes Al Khoziny menyoroti sensitivitas penggunaan dana publik untuk lembaga keagamaan, meski pesantren memiliki peran vital dalam pendidikan dan sosial masyarakat. Sebagian pihak mendukung langkah pemerintah membantu, sementara yang lain menilai perlu kehati-hatian agar tidak menimbulkan kecemburuan antar lembaga.
Namun, bagi banyak kalangan, tragedi ambruknya musala di pesantren tersebut menjadi ujian empati pemerintah terhadap dunia pendidikan Islam di Indonesia.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: