Jurnal Pelopor – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap temuan mengejutkan soal penyaluran bantuan sosial (bansos) di Indonesia. Dalam penelusurannya terhadap data dari Kementerian Sosial, PPATK menemukan ribuan penerima bansos justru berasal dari kalangan profesi yang berpenghasilan tinggi, seperti pegawai BUMN, dokter, hingga manajer perusahaan.
“Di satu bank saja, ada 27.932 pegawai BUMN, 7.479 dokter, dan lebih dari 6.000 orang manajer atau eksekutif yang terdata sebagai penerima bansos,” ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, Kamis (7/8/2025), di Jakarta.
Ia menyampaikan hal ini dalam rapat bersama Kementerian Sosial, sebagai tindak lanjut dari audit dana bansos yang mengendap.
Judi Online hingga Saldo Fantastis
Tak hanya itu, PPATK juga menemukan adanya 78.000 penerima bansos yang tercatat aktif bermain judi online selama semester pertama 2025. Bahkan, hampir 60 orang penerima memiliki saldo rekening lebih dari Rp 50 juta, namun tetap menerima bantuan yang seharusnya ditujukan untuk masyarakat miskin.
“Ini menjadi perhatian serius. Data ini harus diverifikasi lagi apakah mereka memang layak menerima bantuan,” tegas Ivan.
Dari total 10 juta rekening yang diberikan oleh Kemensos kepada PPATK untuk dianalisis, hanya sekitar 8,4 juta yang benar-benar terverifikasi menerima bansos. Sisanya, sekitar 1,7 juta rekening tidak teridentifikasi sebagai penerima bantuan.
Kemensos Diminta Verifikasi Ulang
Temuan ini menimbulkan pertanyaan besar soal validitas dan ketepatan sasaran program bansos pemerintah. PPATK mendesak agar Kementerian Sosial segera melakukan verifikasi lapangan, terutama terhadap penerima dari kelompok profesional yang tidak termasuk kategori miskin.
Kesimpulan Berita:
Temuan PPATK mengungkap indikasi penyalahgunaan dana bantuan sosial oleh sejumlah kalangan berpenghasilan tinggi, termasuk pegawai BUMN, dokter, hingga manajer. Dari 10 juta rekening penerima bansos, sekitar 1,7 juta tidak ditemukan bukti penerimaan bantuan, sementara sebagian lainnya teridentifikasi masih aktif berjudi online dan bahkan memiliki saldo besar. Fakta ini menunjukkan pentingnya verifikasi menyeluruh dari Kementerian Sosial demi memastikan bansos tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berhak.
Sumber: Kompas.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: