Jurnal Pelopor – Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panakkukang 02 di Makassar, Sulawesi Selatan, resmi menghentikan aktivitasnya sejak sepekan terakhir. Penutupan ini dipicu harga menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang hanya dipatok Rp 6.500 per porsi.
Mitra Badan Gizi Nasional (BGN), Arifin Gassing, menilai harga tersebut tidak sesuai dengan arahan Presiden.
“Saya juga tidak mengerti kenapa harus Rp 6.500. Padahal jelas petunjuk Presiden lebih besar dari itu,” tegasnya, Senin (29/9/2025).
Puluhan Pekerja Kehilangan Mata Pencaharian
Penutupan dapur yang berada di bawah naungan Yayasan Tangan Fatima Bekerja juga dibenarkan oleh salah satu tenaga kerja, Sri Bulan. Menurutnya, sebanyak 50 orang kini kehilangan pekerjaan.
“Iya pak, sudah satu minggu ini ditutup. Lebih 50 orang pekerja kehilangan pekerjaan sekarang. Semoga bisa kembali beroperasi, karena kami menggantungkan hidup di sini,” ungkapnya.
Ribuan Siswa Tak Lagi Terima MBG
Dapur SPPG Panakkukang 02 sejak Februari 2025 melayani sekitar 3.500 porsi MBG per hari untuk sekolah-sekolah di Kecamatan Panakkukang. Namun, dengan penutupan ini, ribuan siswa tidak lagi mendapat makanan bergizi.
Kepala UPT SPF SD Negeri Tamamaung 1, Basora, menyebut 383 siswanya terdampak langsung.
“Kalau datang kita terima, tidak datang mau bagaimana lagi. Kami berharap ke depan kebijakan ini lebih terarah,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kepala UPT SPF SD Negeri Karuwisi 2, Fatmasanra. Ia membenarkan adanya surat resmi dari BGN yang menghentikan sementara operasional dapur tersebut. “Ini menjadi pertanyaan. Mengapa ada arahan pemberhentian sementara, padahal program MBG merupakan ketentuan pemerintah pusat,” ujarnya.
Dampak Lebih Luas
Kasus penutupan ini bukan yang pertama. Pada Agustus lalu, penyaluran MBG juga pernah terhenti selama dua pekan, memaksa siswa membawa bekal sendiri dari rumah. Penutupan dapur Panakkukang 02 menambah panjang daftar persoalan dalam pelaksanaan program MBG, mulai dari isu anggaran hingga kasus keracunan di beberapa daerah.
Dengan ribuan siswa kini kehilangan akses makanan bergizi, publik menanti kejelasan kebijakan lanjutan dari BGN maupun pemerintah pusat agar program ini tetap berjalan sesuai tujuan awalnya: memastikan gizi sehat untuk generasi emas Indonesia.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: