Jurnal Pelopor – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Prof. Brian Yuliarto, menyampaikan pesan mendalam kepada para pengurus pondok pesantren agar tetap bersemangat dalam mendidik dan membimbing para santri. Ia menegaskan bahwa peran guru dan pengasuh pondok sangat besar dalam membentuk masa depan generasi bangsa, meskipun terkadang hasilnya tidak langsung terlihat.
Pesan tersebut disampaikan Brian saat membuka kegiatan International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) yang diadakan di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (25/6). Di hadapan ratusan pimpinan pesantren dari berbagai penjuru Indonesia, Brian membagikan kisah pribadi yang menyentuh.
Dari Mahasiswa Biasa Menjadi Pebisnis Sukses
Ia menceritakan pengalamannya ketika suatu hari menerima pesan dari mantan mahasiswa bernama Amron, yang dulu pernah datang menemuinya saat mengalami kesulitan biaya kuliah. Saat itu, Brian—sebagai dosen pembina kemahasiswaan—hanya menyampaikan kalimat sederhana:
“Kamu sabar ya. Jangan menyerah. Kejar beasiswa. Kalau sulit, kerja sambilan. Kamu pasti bisa.”
Bertahun-tahun kemudian, Amron muncul sebagai pendiri salah satu merek parfum lokal ternama, HMNS (Humans), dengan omzet mencapai Rp100 miliar. Ia tak pernah lupa nasihat dari dosennya.
“Saya kaget, karena kalimat yang saya sendiri sudah lupa itu ternyata sangat membekas di hatinya. Sekarang dia sukses dan tetap ingat pada gurunya,” ujar Brian.
Peran Guru dan Kyai Sangat Besar
Melalui kisah ini, Brian menekankan bahwa pengurus pesantren—baik kiai, ustaz, maupun guru ngaji—memiliki peran luar biasa dalam membentuk karakter dan masa depan santri. Ia mengajak para pengasuh untuk tidak berkecil hati, meskipun kadang tidak melihat hasil secara langsung.
“Jangan anggap peran Bapak Ibu kecil. Justru satu kalimat penyemangat dari pengasuh pondok bisa menjadi titik balik hidup seseorang. Dampaknya bisa terasa seumur hidup.”
Brian juga menyinggung pentingnya transformasi pesantren ke arah yang lebih adaptif dan visioner, namun tetap menjaga jati diri. Menurutnya, integrasi antara ilmu agama dan sains-teknologi adalah kunci kemajuan pesantren di era modern.
Transformasi Pesantren untuk Masa Depan Bangsa
Mendikti Saintek juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendorong kolaborasi antara kementerian dan lembaga pendidikan pesantren. Ia mengapresiasi kontribusi pesantren dalam membangun karakter bangsa dan menyampaikan bahwa pemerintah membuka ruang selebar-lebarnya bagi pesantren untuk berpartisipasi dalam program pengembangan riset, digitalisasi, dan inovasi pendidikan.
“Pesantren punya potensi besar untuk jadi pusat peradaban baru. Tapi itu butuh sinergi, semangat pembaruan, dan motivasi dari dalam. Dan semua itu berawal dari guru yang memberi arti,” tutup Brian.
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: