Jurnal Pelopor – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Yudha Novanza Utama, menyuarakan keprihatinan atas memanasnya konflik antara Iran dan Israel. Ia mendesak pemerintah Indonesia agar tidak tinggal diam dan segera mendorong jalan damai. Menurut Yudha, konflik ini tak lagi bersifat regional, melainkan berpotensi merembet dan mengguncang stabilitas global.
“Serangan timbal balik antara Iran dan Israel belakangan ini kian mengguncang situasi global. Ini berdampak pada ketidakpastian internasional yang bisa merugikan,” ujar Yudha dalam pernyataan kepada media, Senin (16/6/2025).
Posisi Strategis Indonesia Bisa Dimanfaatkan
Sebagai negara dengan kebijakan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia disebut memiliki modal besar untuk memainkan peran sebagai jembatan perdamaian. Yudha menilai Indonesia bisa mendorong komunitas global, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara adidaya, agar mengambil langkah nyata menghentikan konflik.
“Pendekatan bebas aktif harus dijadikan kekuatan untuk mendekati negara adikuasa. Ini bukan hanya konflik dua negara, tapi menyangkut tatanan dunia yang lebih luas,” tegasnya.
Jalur Diplomasi Jadi Solusi Kunci
Yudha mengingatkan bahwa konflik bersenjata tak akan pernah menghasilkan penyelesaian jangka panjang. Ia menekankan pentingnya mengedepankan diplomasi dan perundingan. Menurutnya, perang hanya akan memperparah krisis kemanusiaan, memperlambat pemulihan ekonomi global, dan memperbesar risiko geopolitik di kawasan lain.
“Jangan sampai daftar konflik dunia bertambah panjang. Dari Ukraina, Gaza, Laut China Selatan, dan sekarang Iran-Israel. Dunia butuh suara perdamaian yang kuat,” ujarnya.
Kondisi di Lapangan Semakin Mengkhawatirkan
Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 terluka akibat serangan Israel selama tiga hari terakhir. Mayoritas korban merupakan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Di tengah kehancuran, Iran menyatakan menolak semua upaya mediasi untuk gencatan senjata dan memilih terus melawan.
“Setelah 65 jam agresi oleh rezim Zionis, 224 warga menjadi martir. Sebanyak 90 persen korban adalah warga sipil,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour.
Diplomasi Indonesia Ditunggu Dunia
Yudha juga meminta pemerintah untuk mempercepat evakuasi WNI yang berada di wilayah konflik. Ia menilai keselamatan warga negara Indonesia harus menjadi prioritas. Namun, lebih dari itu, suara Indonesia di forum internasional dibutuhkan untuk mendorong penyelesaian damai.
“Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton. Indonesia punya moral dan sejarah kuat sebagai pembela perdamaian dunia,” tutupnya.
Sumber: Detik.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya:
Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?