Jurnal Pelopor – Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates sekaligus salah satu tokoh investasi paling berpengaruh di dunia, resmi batal menjadi anggota Dewan Penasihat Danantara. Pembatalan ini mengejutkan publik, mengingat sebelumnya Dalio sempat dibanggakan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai mitra strategis dalam membangun Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang baru saja diluncurkan.
Rumor Mundur Terungkap dari Lingkaran Dalam
Kabar batalnya Ray Dalio bergabung dengan Danantara pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg. Menurut laporan tersebut, informasi tersebut berasal dari salah satu orang dekat Dalio. Meskipun namanya dirahasiakan, sumber itu menyebut bahwa Dalio tidak akan mengambil posisi dalam Dewan Penasihat Danantara, meski pengumuman publik soal penunjukannya sudah dilakukan pada Maret lalu.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Dalio maupun pihak Danantara mengenai alasan pembatalan tersebut.
Padahal Pernah Dihadirkan Langsung oleh Prabowo
Presiden Prabowo sempat menghadirkan Ray Dalio dalam pertemuan elite dengan para konglomerat pada 7 Maret 2025 di Istana Negara. Dalam sambutannya, Prabowo menekankan pentingnya masukan kritis dari Dalio untuk memastikan pengelolaan aset negara berjalan hati-hati dan efisien.
“Kami sangat beruntung Anda hadir di sini. Kami ingin bergerak cepat, tapi tetap teliti dan transparan,” kata Prabowo kala itu.
Kadin Anggap Biasa Saja
Merespons kabar ini, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menilai mundurnya Dalio bukanlah ancaman serius terhadap kredibilitas Danantara. Menurutnya, peran pengurus yang aktif dan profesional jauh lebih penting ketimbang posisi penasihat.
“Kalau cuma penasihat kan bukan hal yang krusial. Yang penting itu pengurus dan eksekusinya,” ujarnya di sela acara di JCC Jakarta.
Danantara Tetap Jalan, Tapi Tantangan Meningkat
Meski diklaim tidak berdampak besar, absennya Ray Dalio bisa memperlemah narasi kepercayaan global terhadap SWF Indonesia yang baru ini. Dalio dikenal sebagai figur yang mampu membuka pintu investasi global, khususnya dari kawasan Amerika dan Timur Tengah.
Tanpa kehadiran Dalio, tugas membangun kredibilitas Danantara di mata investor internasional menjadi lebih berat. Pemerintah harus segera mengisi kekosongan pengaruh ini dengan komunikasi yang transparan dan strategi promosi yang cerdas.
Kesimpulan: Kepergian Sunyi yang Berdampak Besar
Meski alasan resmi belum diungkap, keputusan Ray Dalio untuk mundur dari Danantara menjadi catatan penting dalam awal perjalanan lembaga ini. Pemerintah harus menunjukkan bahwa Danantara tetap kokoh berdiri, bahkan tanpa tokoh global seperti Dalio. Yang ditunggu publik dan investor kini adalah bukti kerja nyata, bukan sekadar nama besar.
Sumber: Kompas.com
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya:
Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?