Jurnal Pelopor – Armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang tengah menuju Jalur Gaza menghadapi dinamika baru. Kapal perang Italia yang sebelumnya mengawal misi tersebut memutuskan mundur ketika posisi flotilla kian dekat dengan perairan Gaza.
Italia Putuskan Tarik Diri
Kementerian Pertahanan Italia mengumumkan kapal fregat yang berada sekitar 278 km dari garis pantai Gaza menghentikan misinya. Menteri Pertahanan Guido Cresetto menyebut keputusan itu diambil karena dugaan bahwa armada GSF akan dicegat di laut lepas oleh Israel.
Ia bahkan memperkirakan para aktivis di dalam kapal bisa ditangkap. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menambahkan bahwa keberlanjutan misi flotilla dikhawatirkan dapat “merusak harapan damai” yang sedang diusulkan oleh pemerintahan Donald Trump terkait konflik Gaza.
Flotilla Tetap Melaju
Meski kehilangan pengawalan militer Italia, armada GSF menegaskan tidak akan berhenti. Mereka memilih melanjutkan perjalanan menuju Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Juru bicara armada Italia, Maria Elena Delia, mengungkapkan para aktivis telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dalam beberapa jam mendatang.
“Israel kemungkinan akan menyerang kami malam ini, karena semua sinyal menunjukkan hal ini akan terjadi,” ujarnya dikutip The Guardian.
Siapa yang Ada di Dalam Flotilla?
Armada flotilla ini membawa lebih dari 500 relawan internasional. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia, yang kembali ikut serta dalam misi kemanusiaan ini.
Menurut laporan, flotilla diperkirakan akan tiba di perairan Gaza dalam waktu sekitar 18 jam. Publik pun khawatir skenario bentrokan dengan pasukan Israel kembali terulang.
Belajar dari Insiden Sebelumnya
Ini bukan kali pertama flotilla pembawa bantuan menuju Gaza menghadapi risiko intersepsi. Pada Mei lalu, kapal yang dipimpin oleh aktivis Medleen sempat dibajak oleh Israel. Dalam peristiwa itu, para relawan, termasuk Greta Thunberg, ditangkap dan dideportasi ke negara asal mereka.
Kejadian tersebut masih membekas di ingatan banyak pihak. Kini, kekhawatiran serupa kembali mencuat, terutama dengan mundurnya Italia dari posisi pengawalan.
Menghindari Konfrontasi dengan Israel
Keputusan Italia diduga kuat merupakan langkah politik untuk menghindari konfrontasi langsung dengan Israel. Posisi kapal yang semakin dekat dengan Gaza membuat risiko benturan terbuka semakin besar.
Meski demikian, langkah mundur Italia memunculkan kritik. Banyak pihak menilai keputusan tersebut justru meninggalkan ratusan relawan dalam kondisi berisiko tinggi.
Misi flotilla ini kembali menegaskan betapa kompleksnya upaya kemanusiaan di tengah konflik Gaza. Pertanyaannya, apakah kapal-kapal tersebut bisa benar-benar tiba dengan selamat di Gaza, atau akan kembali menghadapi nasib tragis seperti misi sebelumnya?
Sumber: CNN Indonesia
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: