Jurnal Pelopor — Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 memastikan bahwa kebun cengkih di Pati, Jawa Tengah, serta pabrik pengolahan cengkih di Surabaya, Jawa Timur, tidak terpapar zat radioaktif cesium-137 (Cs-137). Kepastian ini disampaikan usai dilakukan pemeriksaan menyeluruh sebagai tindak lanjut atas temuan paparan Cs-137 pada cengkih asal Lampung di Amerika Serikat.
Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan kedua lokasi tersebut dalam kondisi aman.
“Di fasilitas pengolahan cengkih PT Natural Java Spice di Surabaya dan perkebunan cengkih di Pati tidak terdeteksi kontaminasi Cs-137, sehingga keduanya dinyatakan clean and clear,” ujar Bara dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (20/10/2025).
Temuan di Lampung Berada di Batas Aman Kesehatan
Menurut Bara, hasil penelusuran sementara terhadap kebun cengkih di Lampung menunjukkan bahwa tingkat kandungan Cs-137 sangat rendah dan tidak menimbulkan dampak kesehatan langsung terhadap masyarakat sekitar. Meski begitu, pemerintah tetap melakukan langkah kehati-hatian dengan mengintensifkan pengujian terhadap produk cengkih dan hasil perkebunan lain di daerah tersebut.
“Satgas tidak menemukan adanya kontaminasi Cs-137 pada komoditas lain seperti kopi, coklat, pisang, dan cabai dari Lampung,” tambahnya.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) akan melakukan uji laboratorium lanjutan terhadap sampel cengkih dan tangkainya di lima titik berbeda menggunakan fasilitas milik BRIN.
Sebagai langkah preventif, Bara juga menegaskan bahwa perdagangan cengkih dari Lampung untuk sementara waktu dihentikan hingga hasil uji laboratorium resmi dirilis.
“Kami merekomendasikan agar cengkih tersebut tidak diperdagangkan sampai dengan hasil uji lab keluar secara resmi,” katanya.
Kontainer Cengkih Dikembalikan dari Amerika Serikat
Sebelumnya, satu kontainer cengkih asal Indonesia dikembalikan oleh otoritas Amerika Serikat setelah ditemukan adanya kontaminasi Cs-137. Kontainer tersebut diperkirakan akan tiba kembali di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada 29 Oktober 2025. Selain itu, pemerintah juga tengah menunggu kedatangan 11 kontainer lainnya yang berstatus return on board dari pelabuhan AS.
Untuk menangani proses pemeriksaan ini, pemerintah telah membentuk gugus tugas khusus yang terdiri dari berbagai instansi, seperti PT Pelindo (Persero), TPS Tanjung Perak, KSOP, Bea Cukai, Karantina Pertanian, BKKP, maskapai pelayaran, dan unsur terkait lainnya. Gugus tugas ini akan memastikan seluruh kontainer yang tiba diperiksa dengan ketat baik di pelabuhan maupun di laboratorium.
Langkah Tegas Pemerintah untuk Jamin Keamanan Publik
Satgas menegaskan, apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kontaminasi Cs-137, produk terkait akan segera dimusnahkan. “Setiap kontainer akan diperiksa secara menyeluruh. Jika terbukti terdapat kontaminasi Cs-137, produk tersebut akan dimusnahkan demi menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat,” tegas Bara.
Langkah cepat pemerintah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga kepercayaan pasar ekspor serta memastikan keamanan produk hasil pertanian nasional. Selain itu, koordinasi lintas lembaga menjadi kunci dalam mengantisipasi dampak lebih luas dari kasus ini, terutama terhadap reputasi ekspor rempah Indonesia di pasar global.
Dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan kebun cengkih di Pati dan pabrik di Surabaya bebas dari Cs-137, publik kini dapat sedikit lega. Namun, pemerintah tetap diharapkan melanjutkan pengawasan ketat agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: