Jurnal Pelopor – Old Trafford bukan lagi benteng, melainkan rumah bagi mimpi yang kandas. Kali ini, giliran Wolverhampton Wanderers yang menyiksa Manchester United lewat kemenangan tipis namun menyakitkan, 1-0, pada Minggu (20/4). Kekalahan ini menjadi yang ke-15 bagi MU di Liga Primer musim ini dan yang kedelapan di kandang sendiri.
Namun sorotan bukan hanya soal kekalahan. Malam itu, Rasmus Hojlund kembali menjadi simbol harapan yang patah.
Sarabia Bikin Bisu Old Trafford
Pablo Sarabia menjadi penentu hasil akhir lewat sepakan bebas maut yang membuat Andre Onana terpaku. Gol itu tercipta pada momen ketika MU tampak kehilangan arah dan energi, hanya beberapa hari setelah comeback luar biasa mereka di Liga Europa melawan Lyon.
Tak mengejutkan, intensitas MU seperti menguap. Ruben Amorim melakukan enam perubahan dari skuad sebelumnya—, alah satunya menurunkan bek muda Tyler Fredricson untuk debut. Tapi justru Fredricson yang tampil paling konsisten malam itu.
Hojlund, Lagi-Lagi Hancur
Harapan besar kembali dipikul Hojlund, namun hasilnya tetap mengecewakan. Pemain dengan label harga £72 juta itu menyia-nyiakan dua peluang emas. Momen paling menyakitkan datang saat dia berlari sendirian di sisi kiri, punya opsi umpan ke kanan, tapi malah salah menendang bola sebelum dijegal lawan.
Pada peluang lain, ia mencoba menyambut umpan Garnacho di tiang jauh, namun gagal melakukan kontak. Hojlund hanya bisa tertunduk saat digantikan oleh Chido Obi-Martin menit ke-70.
Rating Hojlund: 3/10 – Buruk dan kehilangan kepercayaan diri. Lagi.
Fredricson Cemerlang, Eriksen Malang
Di tengah kekacauan, satu nama bersinar: Tyler Fredricson. Bek berusia 20 tahun tampil tenang dalam debutnya, bahkan beberapa kali menyelamatkan tim dari kesalahan rekan-rekannya.
Christian Eriksen punya momen nyaris mencetak gol lewat tendangan bebas, namun kesalahan tak perlu yang ia lakukan justru berujung pada gol kemenangan Wolves.
Satu per Satu Tumbang
-
Victor Lindelof (5): Memimpin sebagai kapten, tapi kerap kehilangan konsentrasi.
-
Mazraoui (6): Aktif tapi sembrono—salah satu pelanggar yang menghasilkan tendangan bebas Sarabia.
-
Patrick Dorgu (5): Umpan silang menggoda, tapi minim eksekusi.
-
Ugarte dan Mainoo (6): Biasa saja, minim dampak.
-
Alejandro Garnacho (6): Mulai panas di babak kedua, tapi tak cukup untuk mengubah hasil.
Krisis Identitas, Krisis Harapan
Dengan kompetisi Liga Inggris tampaknya sudah bukan prioritas, dan penampilan seperti ini, Manchester United kini berada di fase terburuk dalam satu dekade terakhir. Bahkan dengan talenta muda yang bersinar, rasa kehilangan arah begitu terasa.
Hojlund, yang datang sebagai jawaban atas krisis striker, kini menjadi bagian dari masalah. United butuh lebih dari sekadar “waktu”, mereka butuh identitas, dan mereka butuhnya sekarang.
Sumber: Bola.com
Baca Juga:
Utang RI Rp 250 T, Sri Mulyani: Bukan Karena Tak Punya Uang!
Tarif Trump Bikin Harga Kopi hingga Skincare Melonjak di AS
Saksikan berita lainnya: