Jurnal Pelopor — Drama hukum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memasuki babak baru. Sidang korupsi yang semestinya digelar minggu ini resmi ditunda oleh Pengadilan Distrik Yerusalem. Keputusan tersebut tidak hanya dipicu oleh permintaan tim hukum Netanyahu, tetapi juga diiringi tekanan politik dan diplomatik yang luar biasa bahkan datang langsung dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pengadilan menyatakan penundaan dilakukan setelah mempertimbangkan “penjelasan tambahan” dari berbagai pihak, termasuk Kepala Intelijen Militer dan Direktur Mossad. Dalam keterangannya, pengacara Netanyahu menyampaikan bahwa sang perdana menteri membutuhkan waktu penuh untuk fokus pada persoalan keamanan nasional pasca gencatan senjata dengan Iran. Netanyahu bahkan menyerahkan jadwal resmi aktivitasnya untuk membuktikan “urgensi nasional” yang tak bisa ditunda.
Awalnya, pengadilan menolak permohonan tersebut. Namun situasi berubah drastis usai intervensi politik tingkat tinggi, terutama setelah Presiden Trump menyatakan bahwa penuntutan terhadap Netanyahu adalah hal yang tak bisa ditoleransi. Lewat platform Truth Social, Trump menulis:
“Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar per tahun untuk melindungi dan mendukung Israel. Kami tidak akan menoleransi ini.”
Dukungan Trump bukan hal mengejutkan, mengingat kedekatan ideologis dan politik antara keduanya selama bertahun-tahun. Bahkan, Trump menyerukan agar Netanyahu diampuni dari kasus korupsi yang menjeratnya yang mencakup tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan publik.
Kasus ini telah membayangi kepemimpinan Netanyahu selama lebih dari lima tahun. Meski membantah semua tuduhan, tekanan terus meningkat dari dalam negeri maupun komunitas internasional. Video interogasi dan sejumlah dokumen penyelidikan bahkan sempat bocor ke publik, memperkuat persepsi bahwa kasus ini bukan sekadar isu hukum, tapi juga simbol konflik antara kekuasaan dan integritas.
Kini, dengan sidang ditunda dan situasi geopolitik di kawasan kian memanas, banyak yang bertanya: apakah hukum masih bisa berdiri tegak ketika kepentingan politik global ikut bermain? Jawaban itu mungkin belum tersedia hari ini tapi dunia sedang memperhatikannya.
Sumber: Detik.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: