Jurnal Pelopor – Game anak-anak buatan Les Copaque dan Streamline Studios ini dihargai selangit, komunitas gamer angkat suara.
Komunitas gamer di Asia Tenggara dibuat geger oleh harga game Upin & Ipin Universe yang baru saja dirilis. Game yang diangkat dari serial anak-anak populer asal Malaysia itu ramai diperbincangkan karena banderol harganya dinilai terlalu mahal, bahkan mendekati harga game AAA atau triple A, yang biasanya diproduksi oleh pengembang besar dengan kualitas grafis dan gameplay premium.
Meskipun game ini menyasar segmen keluarga dan anak-anak, harga jualnya justru membuat banyak kalangan mengernyitkan dahi. Tak hanya dianggap tidak sepadan dengan kualitas, game ini juga masih ditemukan banyak bug dan fitur yang belum matang.
Harga Tembus Rp 700 Ribu, Banyak yang Geleng-Geleng Kepala
Di platform seperti Steam, PlayStation Store, dan Nintendo eShop, Upin & Ipin Universe dibanderol sekitar RM180 atau Rp 700.000-an. Sementara di Indonesia, harganya bervariasi tergantung platform:
- Rp 579.000 di PlayStation Store
- Rp 654.000 di Steam
- Rp 652.000 di Nintendo Switch
Harga ini dianggap terlalu tinggi oleh banyak pengguna, apalagi jika dibandingkan dengan beberapa game AAA yang harganya berkisar antara RM250–RM300 (sekitar Rp 960.000–Rp 1,1 juta), namun menawarkan kualitas visual, jalan cerita, dan gameplay yang jauh lebih kompleks.
Ulasan di Steam “Mixed”, Kritikan Datang Bertubi-tubi
Di halaman ulasan Steam, Upin & Ipin Universe mendapatkan rating “Mixed”, yang artinya respons pengguna terbagi antara suka dan tidak puas. Dari lebih dari 50 ulasan, sebagian besar mengeluhkan soal harga yang tidak sesuai kualitas, grafis seadanya, serta minimnya konten dan inovasi.
Seorang gamer bernama Sabri menulis ulasan pedas,
“Saya ingin mendukung game ini karena buatan lokal. Tapi dengan harga RM170++ untuk game anak-anak yang kualitasnya seperti ini? Menyedihkan dan mengecewakan.”
Komentar senada datang dari akun My Name Is, yang mengatakan bahwa game ini “tidak punya jalan cerita yang kuat dan tidak layak disebut game keluarga premium.”
Ada yang Tuding Hanya Ingin Untung Besar
Beberapa pengguna bahkan menuding pengembang game hanya berorientasi pada keuntungan besar, tanpa memikirkan daya beli pemain atau kualitas yang mereka terima. Beberapa komentar di platform X (sebelumnya Twitter) juga menyebut bahwa game ini hanyalah “eksploitasi merek Upin & Ipin” untuk mengeruk profit sebanyak mungkin.
“Ini bukan soal nasionalisme atau dukung produk lokal. Ini soal harga dan kualitas. Sebagai gamer dan konsumen, kami berhak menuntut harga yang sesuai,” tulis salah satu pengguna.
Ulasan Positif Tetap Ada, Tapi Jumlahnya Kalah Jauh
Meski mayoritas mengkritik, sebagian kecil gamer tetap memberikan ulasan positif. Mereka menyebut bahwa harga game ini masih “masuk akal” jika dibandingkan dengan standar internasional, dan bisa menjadi langkah awal industri game lokal untuk naik kelas.
Namun, kelompok ini tetap sepakat bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan, terutama dari sisi stabilitas gameplay, penambahan konten, dan perbaikan bug yang cukup mengganggu pengalaman bermain.
Tuntutan: Evaluasi Harga atau Tambah Fitur
Dengan gelombang kritik yang semakin meluas, muncul seruan agar pengembang game segera melakukan evaluasi, baik dari sisi harga maupun kualitas konten. Beberapa pengguna bahkan menyerukan boikot game ini jika tidak ada langkah konkret dari Les Copaque dan Streamline Studios.
“Kalau mau harga mahal, kontennya juga harus kaya. Tambah cerita, karakter, atau misi interaktif. Kalau tidak, ini cuma game mahal tanpa jiwa,” tulis seorang pengguna di forum gaming Reddit.
Kesimpulan: Kontroversi Harga Bisa Jadi Pintu Evaluasi Industri Game Lokal
Kontroversi seputar Upin & Ipin Universe membuka diskusi yang lebih luas soal standar harga dan kualitas dalam industri game lokal. Apakah karena memakai IP terkenal, harga bisa langsung dipatok tinggi? Ataukah kualitas tetap harus menjadi patokan utama?
Kritik yang membanjir ini seharusnya bisa menjadi refleksi bagi pengembang, agar lebih bijak dalam menentukan harga dan lebih serius dalam memberikan pengalaman bermain yang layak bagi semua kalangan.
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: