Senin, 14 Juli 2025 — Dunia telah berubah, dan bersama perubahan itu, dakwah pun turut bergerak menyesuaikan zaman. Dalam rangka merespons tantangan zaman digital, Forum Dialog Manusia (FDM) kembali hadir dalam episode ketiganya dengan mengangkat tema penting dan relevan: “Dakwah Digital”.
Disiarkan langsung melalui Instagram Live, agenda ini menghadirkan Ustadz Najih, sosok dai muda yang aktif dalam gerakan dakwah pemuda Muhammadiyah, sekaligus penggiat dakwah digital yang konsisten dan kreatif. Acara ini dipandu langsung oleh Moch. Muzaki, Founder FDM, yang menyebut bahwa tema ini adalah kebutuhan mendesak.
“Dakwah digital bukan lagi sekadar pilihan, tapi sebuah keniscayaan. Dunia hari ini butuh pendekatan baru dalam menyampaikan nilai-nilai Islam,” tegas Muzaki dalam pembukaan.
Dalam pengantarnya, Ustadz Najih menjelaskan bahwa dakwah secara substansi tidak pernah berubah: ia tetaplah seruan menuju kebaikan, pengenalan terhadap Allah, dan ajaran Islam. Namun, media dan pendekatannya mengalami transformasi yang tak terhindarkan.
“Kita hidup di era kegersangan spiritual. Maka dakwah harus hadir sebagai oase. Dan hari ini, media sosial adalah panggung utama kita,” ungkap Najih.
Menurutnya, media digital bukan hanya sarana hiburan, melainkan ruang besar yang bisa diisi dengan nilai-nilai kebaikan. Dakwah tidak lagi hanya dari mimbar ke mimbar, tetapi dari konten ke konten. Ia menyebut dakwah digital sebagai jalan jihad masa kini, yang menuntut penguasaan teknologi, narasi, dan literasi digital.
“Dakwah harus melek algoritma, menguasai cara kerja media, tapi tetap menjaga ruh dakwah: keikhlasan, akhlak, dan keteladanan,” jelasnya.
Najih juga mendorong lahirnya konten dakwah yang kreatif: tulisan, podcast, video pendek, hingga desain visual yang mengena. Namun semua harus lahir dari niat yang tulus dan misi menciptakan kesalehan sosial, sebagaimana semangat dakwah Muhammadiyah.
Ia menutup dengan pesan mendalam:
“Konsistensi, fokus, dan profesionalitas adalah bekal utama. Jangan hanya hadir di dunia digital — tapi kuasai dan manfaatkan untuk perjuangan umat.”
Di tengah derasnya arus informasi dan riuhnya dunia maya, dakwah digital bukan hanya tentang tampil, tetapi tentang memberi makna. Inilah jihad generasi hari ini — bukan dengan senjata, tapi dengan ide, narasi, dan cahaya kebaikan yang menyentuh hati. Karena sejatinya, dakwah bukan sekadar bicara, tapi tentang menjadi. Menjadi lentera di tengah gelap. Menjadi jalan pulang bagi yang tersesat. Dan menjadi bukti bahwa Islam tetap relevan — bahkan di zaman yang serba digital.
Reporter: Zainal
Editor: Tim Jurnal Pelopor
Baca juga :
Ivan Gunawan: 43 Tahun Tak Salat Jumat, Umrah Bawa Hidayah
Teguhkan Barisan, Kokohkan Jiwa Juang: AMM Turi Gelar Penataran & Upgrading Penuh Makna
Hari Bastille, Prabowo Disambut Macron: “Terima Kasih, Sahabat”