Jurnal Pelopor – Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan komitmennya mendukung pembatasan masa jabatan Ketua Umum PSSI. Meski statuta FIFA tidak mewajibkan, Erick menilai langkah ini penting demi menjaga prinsip demokrasi dan regenerasi dalam tubuh organisasi sepak bola nasional.
Dalam pernyataannya di Jakarta (29/4/2025), Erick menyebut bahwa pembatasan masa jabatan mencegah dominasi satu orang terlalu lama.
“Di negara lain memang ada yang tanpa batasan. Tapi dalam sistem demokrasi, saya percaya harus ada pembatasan,” ujarnya.
Dukung Aturan Maksimal Tiga Periode
Statuta PSSI tahun 2019, tepatnya Pasal 38 Ayat 3, sudah menetapkan bahwa masa jabatan Ketua Umum maksimal adalah tiga periode. Erick mendukung aturan ini sebagai bentuk komitmen terhadap tata kelola yang transparan dan akuntabel.
Ia juga mencontohkan sistem di Korea Selatan, di mana ketua terpilih berhak menunjuk anggota Exco. Namun, ia menegaskan bahwa Indonesia perlu tetap menjaga prinsip demokrasi dan pembatasan kekuasaan demi menjaga integritas organisasi.
Mencegah Oligarki dan Jaga Marwah Sepak Bola
Dukungan Erick terhadap pembatasan ini mendapat apresiasi dari banyak pihak. Hal ini dinilai sebagai langkah strategis untuk mencegah terjadinya oligarki di PSSI dan memastikan munculnya pemimpin-pemimpin baru dengan ide segar.
Erick juga menekankan pentingnya menjaga muruah sepak bola Indonesia. Dengan tata kelola yang baik, PSSI bisa membangun kepercayaan publik dan menarik dukungan investor. Ia memastikan bahwa langkah ini bukan hanya formalitas, tetapi bentuk komitmen untuk masa depan sepak bola Tanah Air.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya: