Jurnal Pelopor — Mantan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak kini resmi bekerja di dua perusahaan besar bidang kecerdasan buatan (AI), yaitu Microsoft dan Anthropic. Langkah ini mengejutkan publik Inggris karena belum genap setahun sejak Sunak mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri.
Dari Kursi Perdana Menteri ke Dunia Teknologi
Menurut laporan resmi Komite Penasihat Penunjukan Bisnis (Acoba) di Westminster, Sunak kini menjabat sebagai penasihat senior di dua raksasa teknologi tersebut. Namun, penunjukan ini menuai kekhawatiran karena bisa memunculkan potensi konflik kepentingan.
Acoba menilai jabatan baru Sunak dapat dianggap memberikan akses dan pengaruh tidak adil kepada Microsoft, terutama di tengah perdebatan global tentang regulasi AI.
“Ada kekhawatiran penunjukan Anda bisa memberikan pengaruh yang tidak semestinya terhadap kebijakan pemerintah Inggris,” tulis Acoba dalam laporannya.
Sunak Janji Hindari Lobi dan Konflik Kepentingan
Menanggapi hal itu, Sunak menegaskan dirinya akan menghindari keterlibatan dalam urusan kebijakan pemerintah Inggris. Ia hanya akan memberikan pandangan soal tren ekonomi makro dan geopolitik, tanpa melakukan kegiatan lobi.
Menariknya, Sunak memutuskan menyalurkan seluruh gajinya ke lembaga amal milik dirinya dan sang istri, Richmond Project. Meski tidak diungkap nominalnya, posisinya di dua perusahaan besar itu diperkirakan bernilai tinggi.
Koneksi Lama dengan Microsoft dan Dunia Finansial
Rishi Sunak memang tak asing dengan dunia korporasi. Sebelum terjun ke politik, ia sempat bekerja di Goldman Sachs International dan kini kembali menjabat sebagai penasihat senior di lembaga keuangan tersebut. Ia juga dikenal sebagai penulis pidato korporasi untuk perusahaan seperti Bain Capital.
Adapun hubungannya dengan Microsoft sudah terjalin lama. Pada 2023, Microsoft berinvestasi sekitar £2,5 miliar di Inggris untuk membangun pusat data dan program pelatihan AI proyek yang kala itu mendapat dukungan penuh dari pemerintahan Sunak.
Politisi Inggris Lain yang Beralih ke Dunia Teknologi
Sunak bukan satu-satunya mantan pejabat Inggris yang hijrah ke perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat. Mantan penasihat politiknya, Liam Booth-Smith, kini juga bekerja di Anthropic. Sementara itu, mantan Wakil Perdana Menteri Nick Clegg menjabat sebagai Presiden Urusan Global di Meta hingga awal 2025.
Langkah para mantan pejabat ini menunjukkan bagaimana dunia politik dan teknologi kini semakin saling beririsan, terutama di tengah perlombaan global mengatur dan mengembangkan kecerdasan buatan.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: