Jakarta, 26 Februari 2025 – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa artificial intelligence (AI) akan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan dokter umum. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa langkah ini bertujuan meningkatkan kompetensi dokter agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bersaing di tingkat internasional.
“Teknologi ilmu dasar seperti AI dan genetika akan diterapkan dalam kurikulum pendidikan ilmu kesehatan di tingkat dokter umum,” kata Dante dalam acara Dies Natalis Fakultas Kedokteran UI ke-75 di Salemba, Rabu (26/2/2025).
Menambah Kuota dan Fakultas Kedokteran Baru
Selain pembaruan kurikulum, Kemenkes juga berencana menambah kuota mahasiswa kedokteran di berbagai universitas. Ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter di Indonesia.
“Pembukaan kuota pendidikan dokter di fakultas kedokteran akan diperbesar,” ujarnya.
Saat ini, terdapat 117 fakultas kedokteran di Indonesia. Sebanyak 23 di antaranya baru dibuka setelah pemerintah mencabut moratorium pendirian fakultas kedokteran pada 2023-2024. Pemerintah juga berencana membuka fakultas kedokteran baru, meski lokasinya masih menunggu keputusan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kekurangan Dokter Masih Jadi Tantangan
Menurut data Kemenkes, Indonesia memiliki sekitar 156 ribu dokter umum. Namun, jumlah ini masih jauh dari ideal. Indonesia membutuhkan tambahan 124 ribu dokter untuk mencapai rasio satu dokter per seribu penduduk, sesuai standar layanan kesehatan yang ideal.
Dengan jumlah penduduk 282 juta jiwa per 2024, tantangan ini tidak bisa di selesaikan dalam waktu singkat. Saat ini, rata-rata lulusan dokter umum hanya sekitar 12 ribu orang per tahun. Pemerintah berharap dengan penambahan kuota dan fakultas baru, kekurangan tenaga dokter dapat di atasi lebih cepat.
Sumber: Tempo.com
Baca Juga:
Tak Perlu Khawatir, Bahlil Pastikan BBM Pertamina Aman
Saksikan berita lainnya: