Jurnal Pelopor – China, Jepang, dan Korea Selatan sepakat untuk bersama-sama merespons tarif yang diberlakukan Amerika Serikat, menurut sebuah akun media sosial yang terafiliasi dengan media pemerintah China pada Senin (1/4). Namun, Korea Selatan menyebut klaim tersebut “sedikit dilebih-lebihkan”, sementara Jepang menegaskan bahwa tidak ada diskusi semacam itu.
Pernyataan dari media pemerintah China muncul setelah ketiga negara tersebut menggelar dialog ekonomi pertama mereka dalam lima tahun pada Minggu (31/3). Pertemuan ini bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan regional di tengah ketidakpastian akibat kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump.
Kerja Sama di Sektor Semikonduktor
Menurut akun Yuyuan Tantian, yang terhubung dengan China Central Television (CCTV), Jepang dan Korea Selatan berupaya mengimpor bahan baku semikonduktor dari China. Sementara itu, China tertarik membeli produk chip dari Jepang dan Korea Selatan.
Ketiga negara juga dikatakan telah sepakat untuk memperkuat kerja sama rantai pasokan dan mengadakan lebih banyak dialog terkait kontrol ekspor.
Namun, saat di mintai tanggapan mengenai laporan ini, juru bicara Kementerian Perdagangan Korea Selatan mengatakan bahwa “pernyataan mengenai respons bersama terhadap tarif AS tampaknya agak di lebih-lebihkan”, dan mengacu pada pernyataan resmi bersama ketiga negara.
Menteri Perdagangan Jepang, Yoji Muto, menegaskan dalam konferensi pers pada Selasa (2/4) bahwa pertemuan itu hanya bertukar pandangan. Ia juga menekankan bahwa tidak ada pembahasan terkait respons bersama terhadap kebijakan tarif tambahan yang di berlakukan oleh AS.
“Pertemuan ini bukan tentang kesepakatan atau aksi kolektif terhadap tarif AS, melainkan hanya diskusi terbuka mengenai kondisi perdagangan saat ini,” ujarnya.
Kesepakatan Perdagangan Bebas
Pada pertemuan Minggu itu, menteri perdagangan China, Jepang, dan Korea Selatan membahas percepatan negosiasi perjanjian perdagangan bebas trilateral (CJK FTA). Dalam pernyataan resmi usai pertemuan, ketiga negara sepakat menjaga kerja sama ekonomi dan berdiskusi tentang situasi perdagangan global.
Pertemuan ini di gelar sebelum Trump mengumumkan tarif tambahan pada Rabu (3/4), yang ia sebut sebagai “hari pembebasan.” Kebijakan ini di yakini akan semakin mengganggu hubungan perdagangan AS dengan mitra-mitranya.
China, Korea Selatan, dan Jepang adalah mitra dagang utama AS, meski kerap berselisih soal sengketa wilayah dan limbah nuklir Fukushima.
Sumber: Reuters
Baca Juga: