Jurnal Pelopor – Skandal pemalsuan dokumen yang mengguncang sepak bola Malaysia kini berbuntut panjang. Setelah FIFA resmi menjatuhkan sanksi berat kepada tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia, tiga di antaranya yang membela klub Johor Darul Ta’zim (JDT) juga dipastikan tak bisa tampil di kompetisi domestik.
Ketiga pemain tersebut adalah Joao Victor Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel. Mereka mendapat hukuman larangan bermain selama 12 bulan serta denda sebesar 10.570 Ringgit Malaysia (sekitar Rp41,7 juta). Keputusan ini diumumkan oleh FIFA usai ketiganya terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait penggunaan dokumen tidak sah dalam proses naturalisasi.
Dampak ke Liga Malaysia
Badan Liga Sepak Bola Malaysia (MFL) mengonfirmasi, trio JDT itu tidak akan diperkenankan bermain di M-League atau kompetisi resmi lainnya selama masa skorsing. Sanksi ini otomatis melemahkan kekuatan JDT, yang selama ini menjadi klub raksasa Malaysia dengan dominasi di liga domestik dan kiprah konsisten di level Asia.
“Keputusan ini bersifat final sesuai pemberitahuan resmi dari FIFA. Ketiga pemain tidak bisa terlibat di kompetisi liga mana pun hingga masa hukuman selesai,” tulis MFL dalam keterangan resmi yang dikutip media Malaysia, Berita Harian, Senin (29/9).
Efek Domino ke Pemain Lain
Bukan hanya JDT yang terdampak. Empat pemain naturalisasi Malaysia lainnya juga ikut terseret. Mereka adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, dan Imanol Machuca. Bahkan, Garces telah dicoret dari tim Spanyol, Deportivo Alaves, sementara Machuca dihentikan sementara oleh klubnya, Velez Sarsfield di Argentina.
FIFA menilai, keterlibatan para pemain ini dalam Timnas Malaysia jelas melanggar aturan. Hasil investigasi menunjukkan adanya manipulasi data administrasi yang membuat mereka bisa mempercepat proses naturalisasi.
Ancaman bagi Timnas Malaysia
Lebih jauh, skandal ini juga mengancam prestasi Timnas Malaysia. Sejauh ini, dua kemenangan Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027 atas Nepal (2-0) dan Vietnam (4-0) berada di ujung tanduk. Jika FIFA memutuskan kedua laga itu tidak sah, maka hasil bisa dibatalkan dan kemenangan diberikan kepada lawan.
Situasi ini tentu menjadi pukulan telak bagi sepak bola Malaysia yang tengah berupaya bangkit di level Asia. Menteri Olahraga Malaysia bahkan menyatakan kesedihan mendalam atas insiden ini, sekaligus menegaskan pihaknya akan mendukung penuh banding yang diajukan FAM ke FIFA.
Pelajaran dari Negara Tetangga
Kasus ini menjadi cermin pahit bagi sepak bola Malaysia yang dinilai terlalu longgar dalam proses naturalisasi. Laporan media Vietnam menyinggung bagaimana Indonesia dan Vietnam lebih ketat dalam prosedur legalitas pemain keturunan.
Di Indonesia, misalnya, setiap pemain harus melewati proses naturalisasi minimal enam bulan dengan verifikasi menyeluruh dari PSSI dan pemerintah sebelum sah menjadi WNI. Hal serupa berlaku di Vietnam, di mana pemain keturunan tetap wajib memenuhi syarat tinggal minimal lima tahun sesuai regulasi FIFA.
Artinya, tidak ada jalan pintas dalam memperkuat timnas. Skandal yang menimpa Malaysia kini bukan hanya merusak reputasi federasi, tetapi juga menodai perjalanan sepak bola mereka di kancah internasional.
Sumber: Bola.com
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: