Jurnal Pelopor – Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Tatang Nurhidayat, menilai bahwa pertumbuhan industri asuransi harus dimulai dari peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, ketika pendapatan naik, potensi masyarakat untuk mengakses produk asuransi pun meningkat.
Namun, tantangan berikutnya adalah soal kepercayaan. “Kita harus membangun keyakinan publik terhadap manfaat dan keberlanjutan industri asuransi,” ujar Tatang dalam Insurance Forum 2025 yang digelar di Jakarta, Senin (14/7/2025). Ia menyebut kepercayaan ini hanya bisa diraih lewat reformasi menyeluruh, termasuk peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
Reformasi Fondasi dan Teknologi Informasi
Tatang mengingatkan bahwa berbagai masalah asuransi hari ini adalah warisan kebijakan 20–25 tahun lalu. Oleh karena itu, menurutnya, langkah perbaikan harus dimulai dari akar persoalan yakni tata kelola industri yang belum disiplin dan sistem pelaporan yang tidak transparan.
Ia mendorong pemanfaatan teknologi informasi untuk menciptakan sistem pelaporan terbuka yang bisa diakses oleh semua pemangku kepentingan. Transparansi ini, lanjutnya, penting agar perusahaan asuransi lebih bertanggung jawab dalam mengelola premi dan cadangan dana nasabah.
Risiko Masa Depan & Tantangan Aging Society
Tatang juga menyoroti urgensi peran asuransi sebagai instrumen mitigasi risiko masa depan, terutama ketika Indonesia menghadapi era aging society. Ia memperingatkan bahwa perusahaan asuransi tidak boleh hanya fokus pada penghimpunan premi, tetapi juga harus memperkuat cadangan agar tetap mampu membayar klaim di masa mendatang.
Jika tidak disiapkan dari sekarang, lanjutnya, potensi krisis keuangan di industri ini bisa sangat besar dan merugikan banyak pihak.
Kinerja Industri Asuransi Naik, Tapi Tantangan Tetap Besar
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total aset industri asuransi per Mei 2025 mencapai Rp1.163,62 triliun, naik 3,84% secara tahunan. Namun, pertumbuhan premi masih timpang. Premi asuransi jiwa hanya tumbuh 0,08%, bahkan asuransi umum mengalami kontraksi 1,33%. Meski begitu, sektor asuransi umum dan reasuransi menunjukkan performa kuat dengan pertumbuhan 34%.
Kesimpulan: Momentum Perbaikan Harus Dimanfaatkan
Industri asuransi Indonesia masih memiliki peluang besar untuk tumbuh, namun butuh reformasi struktural dan komitmen kuat dari pelaku industri. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, transparansi data, dan kesiapan menghadapi perubahan demografi menjadi kunci agar sektor ini tetap relevan, sehat, dan berkelanjutan. Apakah pelaku industri siap melakukan transformasi dari dalam? Waktu akan menjawabnya.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: