Jurnal Pelopor – Dalam suasana duka yang terus menyelimuti umat Islam dunia, Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPP BKPRMI) akhirnya menyuarakan sikap tegas terhadap tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza, Palestina.
Melalui sebuah pernyataan resmi bernomor 008/SPS/DPP-BKPRMI/IV/2025-1446, BKPRMI mengutuk keras tindakan genosida brutal yang dilakukan oleh Zionis Israel. Lebih jauh, mereka juga mendorong pemerintah Indonesia dan masyarakat dunia untuk tidak tinggal diam, melainkan bergerak bersama dalam menghentikan kebiadaban ini.
Serangan Israel Semakin Brutal, Korban Terus Berjatuhan
Pertama-tama, BKPRMI menyoroti fakta bahwa serangan Israel bukan hanya melanggar kesepakatan gencatan senjata, tetapi juga telah menjelma menjadi genosida sistematis. Bahkan, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan penghentian serangan, Israel tetap melanjutkan agresinya tanpa ampun.
Tak hanya itu, target serangan pun semakin meluas. Sekolah, rumah sakit, dapur umum, pusat bantuan pangan, hingga zona aman yang telah ditentukan, semuanya dihancurkan tanpa pandang bulu. Akibatnya, ribuan warga sipil harus meregang nyawa, dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Menurut laporan dari sumber medis Palestina yang dikutip oleh kantor berita WAFA, hingga kini tercatat lebih dari 50.695 orang gugur dan 115.338 luka-luka, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Fakta ini, menurut BKPRMI, tidak bisa lagi dibantah sebagai kejahatan kemanusiaan yang nyata.
Lima Sikap Tegas BKPRMI: Dari Kecaman hingga Aksi Nyata
Dalam pernyataan tersebut, BKPRMI menyampaikan lima sikap tegas sebagai bentuk respons atas tragedi ini:
1. Mengutuk Pemimpin Zionis
Pertama, BKPRMI mengecam keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz atas serangan membabi buta yang telah mereka perintahkan. Organisasi ini juga menyerukan penghentian total segala bentuk agresi militer Israel.
2. Mengecam Amerika Serikat
Kedua, BKPRMI tidak tinggal diam terhadap sikap Amerika Serikat, khususnya dukungan Presiden Donald Trump yang dinilai membahayakan moralitas global. Oleh karena itu, BKPRMI mendesak AS:
- Menghentikan bantuan terhadap Israel,
- Mendorong diplomasi damai,
- Serta menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan ekspansi Israel.
3. Mendesak Langkah Tegas dari Pemerintah Indonesia
Selanjutnya, BKPRMI mengajak Pemerintah Republik Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, untuk lebih proaktif dalam membela Palestina. Di antaranya:
- Mendorong PBB memberikan sanksi terhadap Israel,
- Memimpin konsolidasi negara-negara Islam melalui OKI,
- Mengirim Brigade Komposit TNI sebagai pasukan perdamaian,
- Serta memastikan bantuan kemanusiaan tersalurkan langsung ke Gaza.
4. Ajak Ulama dan Dai untuk Gerakkan Kesadaran Umat
Selain itu, BKPRMI mengajak para dai, khatib, dan seluruh kader di seluruh Indonesia untuk menguatkan penyadaran umat (tau’iyah). Mereka di ingatkan akan dukungan Palestina terhadap kemerdekaan RI pada tahun 1944, serta pentingnya menjaga dan membebaskan Masjidil Aqsha sebagai tanggung jawab kolektif umat Islam.
5. Gerakkan Solidaritas Nasional dan Boikot Produk Israel
Terakhir, BKPRMI menyerukan:
- Gerakan donasi nasional untuk Gaza,
- Aksi boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel,
- Dan mengajak umat untuk membaca doa Qunut Nazilah serta shalat ghaib untuk para syuhada Palestina.
Menutup dengan Doa dan Harapan
Pada akhirnya, pernyataan BKPRMI ini tidak hanya menggambarkan kemarahan umat, tetapi juga menunjukkan komitmen penuh untuk terus berdiri di sisi kebenaran. Dalam penutupnya, BKPRMI mengutip kalimat penuh harapan:
“Hasbunallah wa ni’mal wakiil – Cukuplah Allah sebagai pelindung dan tempat bergantung.”
Pernyataan ini di tandatangani resmi di Jakarta pada 9 Syawal 1446 H atau 8 April 2025 M.
Catatan Akhir
Melalui pernyataan ini, BKPRMI menunjukkan bahwa diam bukan pilihan di tengah tragedi kemanusiaan yang berlangsung. Mereka mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk bersatu, bergerak, dan menyuarakan solidaritas secara nyata, baik dalam bentuk doa, donasi, maupun diplomasi.
Karena sesungguhnya, perjuangan membebaskan Palestina adalah bagian dari perjuangan membela kemanusiaan.
Baca Juga:
Dampak Perang Dagang Trump: Indonesia Kena Tarif 32%!
Indonesia U-17 Puncaki Grup C! Assalamu’alaikum Piala Dunia
Saksikan berita lainnya: