Jurnal Pelopor – Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menunjukkan aktivitas vulkanik intens yang memicu kekhawatiran luas. Erupsi besar yang terjadi pada 1 Agustus 2025 menjadi yang terbesar sepanjang tahun ini, mengubah wajah gunung dan mengancam masyarakat sekitar.
Dampak Langsung dan Banjir Lahar
PVMBG melaporkan bahwa sebelum erupsi besar ini, telah terjadi banjir lahar pada 29 Juli 2025. Aliran material vulkanik mengganggu sejumlah infrastruktur dan merusak lahan serta rumah warga. Desa Boru dan sekitarnya, yang berada di zona rawan bencana, menjadi wilayah paling terdampak.
Kolom Abu 18 Km, Status Masih AWAS
Erupsi utama pada malam hari menciptakan kolom abu yang menjulang hingga 18 kilometer dari puncak. Tak lama kemudian, erupsi susulan melemparkan abu hingga 10 kilometer. Material panas bahkan terlontar sejauh 3 hingga 4 kilometer. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi 220 detik.
Status gunung ditetapkan pada Level IV (AWAS) dengan radius aman diperluas menjadi 6–7 kilometer. Abu vulkanik menyebar tebal ke arah barat dan barat laut, memaksa warga mengenakan masker dan membatasi aktivitas luar ruangan.
Kegempaan Tinggi, Potensi Erupsi Susulan
Data PVMBG dari 1–2 Agustus menunjukkan total 266 gempa, termasuk 191 gempa vulkanik dalam dan 19 gempa tremor non-harmonik. Meskipun terjadi sedikit penurunan aktivitas pasca-erupsi kedua, potensi erupsi susulan tetap tinggi karena suplai magma dari kedalaman masih berlangsung.
“Pergerakan magma memang melambat, tapi belum berhenti,” ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.
Ia menegaskan bahwa ketidakstabilan ini membuat risiko tetap tinggi.
Gunung Mengempis, Namun Belum Stabil
Pengamatan deformasi permukaan melalui Tiltmeter dan GNSS menunjukkan tren deflasi bukti bahwa sebagian besar material sudah dimuntahkan keluar. Bentuk tubuh Gunung Lewotobi kini mengalami perubahan: bagian puncaknya mengempis.
Namun, para ahli menegaskan bahwa kondisi ini belum bisa dianggap aman.
“Tekanan internal masih tinggi dan morfologi belum stabil,” tambah Wafid.
Oleh sebab itu, PVMBG belum menurunkan status aktivitas gunung.
Warga Diminta Tetap Waspada
Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 7 km dari puncak dan mewaspadai potensi hujan abu serta banjir lahar susulan, terutama jika terjadi hujan deras. Pemerintah daerah bersama relawan masih mengevakuasi warga yang tinggal di wilayah paling berisiko.
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: