Jurnal Pelopor — Krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang melanda sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Jakarta membawa dampak besar bagi para pekerjanya. Sejumlah petugas yang biasanya melayani pengisian bensin, kini terpaksa banting setir menjual camilan dan kopi demi menyambung hidup.
Di SPBU Shell Jalan Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, suasana yang biasanya dipenuhi antrean kendaraan kini berubah drastis. Tiga meja sederhana berjejer di area depan SPBU, dipenuhi keripik, biskuit, air mineral, hingga kopi kemasan. Produk-produk itulah yang kini mereka andalkan, sementara tangki BBM dibiarkan kosong.
“Karena enggak ada pengiriman (BBM), cuma ada diesel doang,” ungkap salah satu petugas kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/9).
Petugas itu menyebut mereka mulai berjualan makanan sejak empat hari lalu setelah stok BBM habis. Ia juga mengungkapkan sebagian rekannya telah dirumahkan. Dari yang semula ada 4–5 orang per shift, kini hanya tersisa 1–2 orang saja yang masih masuk kerja.
SPBU Kosong, Papan Harga Tampil Nol
Kondisi serupa terlihat pada papan harga elektronik SPBU. Angka harga untuk BBM jenis Shell Super, V-Power, hingga V-Power Nitro+ seluruhnya tertulis “0”, menandakan stok kosong. Hanya jenis V-Power Diesel yang masih tersedia dengan harga Rp14.130 per liter.
Seorang petugas lain mengatakan SPBU mereka adalah yang terakhir di kawasan Jakarta Selatan yang kehabisan stok bensin. Meski demikian, dagangan camilan mereka justru cukup diminati oleh pengendara yang terjebak macet atau ojek online yang mampir istirahat.
“Lumayan laku, kan macet di sini. Kadang ada ojol juga mampir,” ujarnya.
Namun mereka belum tahu sampai kapan kondisi darurat ini akan berlangsung.
Bernasib Sama di SPBU Fatmawati dan Bintaro
Fenomena serupa terjadi di SPBU Shell Jalan Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan. Petugas menata camilan dan minuman di meja dekat mesin pengisian, lengkap dengan tulisan “KOSONG, Mohon Maaf Bensin HABIS”. Satu paket camilan berisi keripik, minuman, dan cookies dijual Rp30 ribu.
Petugas bernama Fahmi mengatakan mereka sudah berjualan sejak 1,5 bulan lalu ketika stok BBM mulai kosong. Penjualannya tidak menentu, tergantung ada atau tidaknya pengunjung.
“Ada beli syukur, enggak ada ya sudah. Biasanya yang beli itu sekalian beli bensin,” ucapnya.
Fahmi menyebut keputusan berjualan camilan merupakan kesepakatan antara petugas dan manajemen. Tiap SPBU punya kebijakan berbeda, tapi banyak yang akhirnya melakukan hal serupa saat stok BBM benar-benar habis. Saat ini, setiap shift hanya dijalani satu orang, dari yang biasanya 5–6 orang.
Di Bintaro, Tangerang Selatan, dua petugas SPBU Shell bahkan berjualan kopi kemasan 1 liter di area pintu masuk dan keluar SPBU. Mereka memasang poster berisi informasi produk dan harga kopi demi menarik perhatian pelanggan.
Salah satu pegawai menyebut mereka mulai berjualan sejak Minggu (14/9) lalu karena pasokan BBM tak kunjung datang.
Bertahan di Tengah Ketidakpastian
Langkah berjualan camilan ini mencerminkan upaya para petugas bertahan di tengah ketidakpastian pasokan BBM yang semakin mengkhawatirkan. Sementara sebagian pekerja dirumahkan tanpa kepastian kapan bisa kembali bekerja, mereka yang bertahan harus beralih profesi agar SPBU tetap hidup, meski tanpa bensin.
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: