Jurnal Pelopor – Sudah satu dekade berlalu, namun Hindarto dan Khodijah Dede Indriany masih menanti kepulangan putri mereka, Fidya Kamalindah. Atlet taekwondo asal Bandung itu menghilang sejak 26 November 2015, setelah berpamitan untuk mengurus dokumen pribadi. Sejak saat itu, tak ada kabar, tak ada jejak.
Hilang Tanpa Jejak, Ponsel Tak Aktif
Pagi itu, Hindarto melepas Fidya keluar rumah sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, yang tak ia sangka, putrinya tak pernah kembali. Upaya komunikasi dengan ponsel pun gagal karena dalam kondisi tidak aktif. Merasa ada yang janggal, Hindarto melapor ke kepolisian dan mulai mencari sendiri keberadaan anaknya.
Pada 3 Desember 2015, ia menemukan nomor ponsel yang diduga terkait dengan Fidya. Saat ia menelepon, seorang pria mengangkat, tetapi tak memberikan jawaban jelas soal keberadaan Fidya. Pria itu akhirnya menemui Hindarto, namun tanpa membawa Fidya. Saat didesak, pria tersebut mengaku Fidya berada di sebuah asrama putri di kawasan Cicaheum dan akan pulang akhir bulan. Namun, janji itu tak pernah ditepati.
Tebusan Rp50 Juta dan Pengungkapan Mengejutkan
Selang beberapa bulan, pada 2016, pria tersebut kembali menghubungi Hindarto. Kali ini, ia meminta tebusan Rp50 juta jika ingin Fidya di pulangkan. Menyadari ada yang tidak beres, Hindarto berpura-pura menyanggupi permintaan itu dengan niat menjebak. Strategi itu berhasil. Ia menangkap pria tersebut dan menyerahkannya ke Polda Jawa Barat.
Namun, kejutan lain muncul. Seorang pria lain datang ke kantor polisi dan membawa buku nikah. Di dalamnya, Fidya dan pria yang di duga membawanya pergi tercatat telah menikah di KUA Rawalumbu, Kota Bekasi.
Pernikahan Tak Direstui, Laporan Jalan di Tempat
Hindarto dan Khodijah terkejut. Mereka tak pernah memberikan restu atau tanda tangan untuk pernikahan Fidya. Namun, polisi menganggap kasus ini selesai karena Fidya telah menikah secara sah. Laporan mereka pun akhirnya di hentikan dengan SP3 oleh Polda Jawa Barat.
Tak menyerah, Hindarto kembali melapor ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pemalsuan dokumen. Ia meyakini tanda tangannya telah di palsukan untuk mengesahkan pernikahan tersebut. Namun, hingga kini, belum ada perkembangan berarti dari laporan tersebut.
Kerinduan yang Tak Kunjung Terjawab
Sepuluh tahun telah berlalu, tetapi Hindarto dan Khodijah masih berharap Fidya kembali.
“Ingin kumpul lagi. Anak tetap anak, bagaimanapun keadaannya,” ujar Khodijah dengan suara lirih.
Misteri hilangnya Fidya Kamalindah masih belum terpecahkan sepenuhnya. Apakah ia benar-benar menikah atas keinginannya sendiri? Atau ada sesuatu yang lebih besar di balik kepergiannya? Yang jelas, kedua orang tuanya masih menunggu kepulangannya dengan penuh harap. Pulang, Nak. Ayah dan Ibu rindu.
Sumber: CNN Indonesia
Baca Juga:
Waspadai Potensi IKN Banjir, Brimob II Lakukan Pemantauan
Larangan TNI Berbisnis, YLBHI dan Koalisi Sipil Menolak
Gunung Raung Erupsi! Letusan Capai 1.500 Meter di Atas Puncak
Saksikan berita lainnya: