Jurnal Pelopor – Amerika Serikat dan China akhirnya mencapai kesepakatan mengejutkan untuk memangkas tarif impor secara sementara. Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan dua hari di Jenewa, Swiss, dan berlaku selama 90 hari. Kedua pihak sepakat meredakan ketegangan dagang yang telah merugikan perekonomian global selama beberapa tahun terakhir.
Tarif Anjlok Drastis dari Kedua Sisi
AS menurunkan tarif impor dari China secara besar-besaran, dari 145 persen menjadi 30 persen. Sebagai balasan, China juga memangkas tarif terhadap produk-produk AS dari 125 persen menjadi hanya 10 persen. Langkah ini dipandang sebagai sinyal serius dari kedua negara untuk memperbaiki hubungan ekonomi yang sempat memburuk.
Pasar Global Merespons Positif
Tak butuh waktu lama, kabar ini langsung menggairahkan pasar keuangan global. Bursa saham Eropa dan Asia langsung menghijau. Saham perusahaan pelayaran Maersk melonjak 12 persen, sementara saham perusahaan barang mewah seperti LVMH dan Kering naik signifikan. Nilai tukar dolar AS pun menguat tajam.
Langkah Strategis, Tapi Belum Final
Meski banyak disambut positif, kesepakatan ini belum mencakup sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, farmasi, dan baja. AS menyatakan akan tetap melakukan “penyesuaian strategis” terhadap sektor-sektor tersebut demi menjaga stabilitas pasokan nasional.
Diplomasi yang Lebih Personal dan Efektif
Uniknya, sejumlah isu sensitif justru diselesaikan di luar ruang rapat. Delegasi kedua negara banyak berdiskusi santai di bawah pepohonan di vila tepi Danau Jenewa.
“Lingkungan seperti ini membuat hubungan personal terbentuk, dan itu membantu mencapai hasil,” ujar Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer.
Dampak Perang Tarif yang Telah Terjadi
Selama perang dagang berlangsung, sekitar US$600 miliar nilai perdagangan AS-China tertahan. Gangguan rantai pasok, PHK massal, dan bayang-bayang resesi global terus menghantui. Kesepakatan ini memberi harapan baru bahwa krisis tersebut bisa mulai teratasi.
Harapan untuk Langkah Jangka Panjang
Ekonom menyambut kesepakatan ini sebagai angin segar. Namun mereka juga mengingatkan bahwa 90 hari bukan waktu yang lama. Diperlukan komitmen jangka panjang agar ketegangan serupa tidak terulang. Apakah AS dan China akan terus meredakan konflik dagangnya atau hanya rehat sejenak?
Sumber: CNN Indonesia
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya:
Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?