• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
Advertisement
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
No Result
View All Result
Home Nasional

Akreditasi Kampus Bukan Vonis, Tegas Mendikti Brian

Mendiktisaintek Brian Yuliarto tegaskan akreditasi kampus bukan untuk menghakimi, melainkan sarana peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia.

musa by musa
28/08/2025
in Nasional
0
akreditasi kampus
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jurnal Pelopor – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyoroti pola pikir akreditasi perguruan tinggi di Indonesia yang dinilainya kurang tepat. Ia menyatakan bahwa akreditasi seharusnya bukan bersifat “judgement”, melainkan sebagai sarana peningkatan mutu (improvement).

Pernyataan ini disampaikan dalam rapat bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Bandingkan dengan AS, Akreditasi = Pendampingan

Brian mengungkap pengalamannya saat menjadi ketua program studi dan pernah mengikuti proses akreditasi dari lembaga internasional ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology) asal Amerika Serikat. Menurutnya, pendekatan ABET sangat berbeda dengan pendekatan akreditasi di Indonesia.

“ABET itu datang bukan untuk jadi hakim, bukan untuk judgement, tapi untuk membantu kita meningkatkan kualitas. Ini yang menurut saya harus jadi mindset baru akreditasi,” ujarnya.

Panggil BAN-PT, Evaluasi LAM

Sebagai tindak lanjut, Brian menyatakan akan memanggil Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk mengevaluasi pendekatan akreditasi yang berlaku saat ini. Ia juga mengkritisi praktik di Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang kerap dikeluhkan kampus karena biaya akreditasi yang mahal.

“Kami sedang evaluasi. Jangan sampai biaya akreditasi justru menjadi beban berat bagi perguruan tinggi, apalagi yang kecil atau swasta,” katanya.

Brian juga menekankan pentingnya rasionalisasi dalam proses akreditasi, terutama menyangkut biaya dan efektivitas tim penilai.

Dorong Penyesuaian Lokasi Reviewer

Untuk menekan anggaran, Mendikti mengusulkan agar para reviewer akreditasi berasal dari lokasi yang lebih dekat dengan kampus yang akan dinilai. Hal ini dinilai penting, terutama bagi kampus-kampus di daerah yang kerap terbebani ongkos logistik akreditasi.

“Misalnya dari provinsi yang sama, atau provinsi yang berdekatan. Ini akan kami dorong agar prosesnya efisien dan tidak memberatkan,” imbuh Brian.

Kritik terhadap Akreditasi yang Menakutkan

Mendikti juga menyoroti kesan bahwa akreditasi menjadi momen yang menakutkan bagi kampus. Menurutnya, ini adalah indikasi bahwa proses tersebut lebih bersifat penilaian sepihak, bukan pembinaan kualitas.

“Kalau orang datang dan kita merasa takut, berarti ada sesuatu yang salah. Padahal harusnya mereka datang untuk mendampingi, bukan menakut-nakuti,” tegasnya.

Menuju Reformasi Sistem Akreditasi Nasional

Pernyataan Mendikti ini menandai dorongan awal menuju reformasi sistem akreditasi kampus di Indonesia. Dengan menjadikan akreditasi sebagai alat perbaikan mutu, bukan sekadar klasifikasi atau “penilaian ranking”, diharapkan kampus-kampus bisa lebih terbuka, berkembang, dan terfasilitasi dalam membangun mutu pendidikan tinggi.

Kesimpulan

Menteri Brian Yuliarto membuka ruang evaluasi terhadap paradigma dan praktik akreditasi kampus di Indonesia. Dengan mengedepankan pendekatan pembinaan, efisiensi biaya, serta pendampingan berkualitas, pemerintah berharap sistem akreditasi nasional bisa benar-benar menjadi bagian dari proses peningkatan mutu pendidikan tinggi, bukan hanya administratif atau penilaian semata.

 

Sumber: Detik.com

Baca Juga:

Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung

Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas

Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas

Saksikan berita lainnya:

Reformasi atau Langkah Mundur? Pengesahan RUU TNI 2025

5 Skandal Hakim Terbesar di Indonesia! Bisakah Prabowo Bersihkan Peradilan?

Tags: #BrianYuliarto #Akreditasi #PendidikanTinggi #MutuPendidikan #DPR #KampusIndonesia #BeritaPendidikan
Previous Post

PK Silfester Matutina Gugur, Surat Sakit Dinilai Tak Sah

Next Post

Sekolah Unggulan Garuda Akan Mulai Beroperasi Tahun 2026

musa

musa

Related Posts

mbg
Nasional

Deadline Ketat! Anggaran MBG Bisa Terpangkas Akhir Oktober

06/10/2025
militer
Nasional

HUT TNI ke-80: Masihkah Militer RI Jadi Raja ASEAN?

06/10/2025
menhan
Nasional

Menhan Tegas: TNI Jangan Pernah Sakiti Rakyat!

06/10/2025
dtsen
Nasional

Mengenal DTSEN, Senjata Pemerintah Atur Subsidi BBM

06/10/2025
purbaya
Nasional

Bahlil Salah Baca Data? Purbaya Angkat Bicara

04/10/2025
serpong
Nasional

Wow! Tol Bogor-Serpong Habiskan Rp12 Triliun Tanpa APBN

04/10/2025
Next Post
unggulan

Sekolah Unggulan Garuda Akan Mulai Beroperasi Tahun 2026

Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.