Jurnal Pelopor – Suasana duka menyelimuti rumah duka RSPAD Gatot Subroto pada Selasa (29/7), ketika sejumlah tokoh nasional datang memberi penghormatan terakhir kepada Kwik Kian Gie. Salah satu yang hadir adalah Ketua DPP PDI-P, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia tidak sekadar hadir, namun membawa pesan moral yang kuat tentang sosok almarhum yang menurutnya layak dijadikan teladan dalam dunia birokrasi dan kekuasaan.
Dalam pernyataannya yang lugas namun penuh makna, Ahok mengenang Kwik sebagai pejabat langka seseorang yang menempatkan integritas dan etika di atas segalanya.
“Pak Kwik itu contoh pejabat yang komplet,” ujar Ahok.
“Beliau pernah jadi pengusaha, tapi saat masuk ke dalam kekuasaan, semua usahanya dijual. Bukan karena dipaksa, tapi karena beliau sadar bahwa jabatan adalah amanah, bukan kesempatan.”
Ahok menekankan bahwa langkah yang diambil Kwik bukan hal sepele, melainkan keputusan berat yang lahir dari kesadaran akan bahaya konflik kepentingan.
“Beliau tahu risikonya. Karena itu beliau memilih untuk tidak menyentuh lagi urusan bisnis, agar tidak ada ruang sedikit pun untuk penyalahgunaan wewenang,” katanya.
Pernyataan tersebut seolah menjadi sindiran halus namun tajam terhadap kondisi pejabat saat ini. Ahok menyebut masih banyak yang justru memanfaatkan kekuasaan untuk menambah pundi-pundi pribadi.
“Ironis, ada yang sudah mapan secara ekonomi, tapi ketika masuk kekuasaan, malah makin ingin menumpuk kekayaan. Takut kehilangan aset, takut tersandung hukum. Tapi Pak Kwik justru melepaskan semuanya demi menjaga kepercayaan publik,” tambahnya.
Tak hanya soal bersih dari korupsi, Ahok juga menyoroti keberanian Kwik dalam menyuarakan kebenaran, bahkan ketika pandangannya berseberangan dengan partainya sendiri.
“Pak Kwik itu bukan hanya jujur, tapi juga vokal. Kalau ada yang menurut beliau salah, ya dikritik. Tidak peduli dari mana datangnya. Termasuk kalau itu datang dari partai beliau sendiri,” ujar Ahok.
Di akhir pernyataannya, Ahok terlihat menahan haru saat menyampaikan pesan bahwa Indonesia kehilangan sosok penting yang lebih dari sekadar ekonom atau pejabat.
“Orang pasti pulang. Tapi yang akan terus diingat bukan jabatannya, bukan hartanya, tapi warisan sikap dan keberanian seperti yang beliau tunjukkan. Itulah yang akan hidup lebih lama dari usia kita sendiri,” tuturnya.
Kwik Kian Gie, yang pernah menjabat Menko Ekuin di era Presiden Abdurrahman Wahid, memang dikenal luas sebagai pejabat yang menjaga prinsip dan selalu berpihak pada rakyat kecil. Ia tidak hanya dihormati karena kemampuannya, tapi karena konsistensinya dalam menjaga nurani politik di tengah godaan pragmatisme dan kekuasaan. Kini, warisan moral itulah yang disebut Ahok harus terus dikenang dan diwarisi oleh generasi pemimpin berikutnya.
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: