Jurnal Pelopor – Militer Pakistan melancarkan operasi militer besar-besaran di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, wilayah barat laut yang berbatasan langsung dengan Afghanistan. Dalam operasi yang disebut sebagai “aksi balasan dendam” ini, sedikitnya 30 militan tewas di daerah Jamal Maya, Distrik Orakzai.
Serangan Balasan Setelah Tewasnya 11 Personel Keamanan
Inter-Services Public Relations (ISPR), lembaga resmi militer Pakistan, mengonfirmasi bahwa operasi ini merupakan respon langsung terhadap serangan militan yang menewaskan 11 anggota pasukan keamanan, termasuk dua perwira, pada Selasa lalu. Serangan itu menargetkan konvoi militer Pakistan di kawasan pegunungan Orakzai — wilayah yang selama ini dikenal sebagai sarang kelompok militan bersenjata.
“Pasukan kami berhasil menewaskan sedikitnya 30 teroris bersenjata yang terlibat dalam serangan terhadap aparat keamanan,” ungkap juru bicara ISPR dalam pernyataannya. “Operasi ini akan terus berlanjut hingga kawasan tersebut benar-benar bersih dari ancaman militan.”
Selain itu, sehari setelah insiden tersebut, bentrokan serupa juga terjadi di daerah Dera Ismail Khan, di mana seorang mayor Angkatan Darat Pakistan dan tujuh militan dilaporkan tewas dalam kontak senjata sengit.
Tuduhan terhadap Taliban Afghanistan
Ketegangan meningkat setelah Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, menuduh pemerintahan Taliban di Afghanistan memberikan perlindungan aman (safe haven) bagi kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). Menurutnya, sebagian besar serangan lintas batas yang terjadi belakangan ini berasal dari wilayah Afghanistan.
“Kelompok-kelompok militan TTP menggunakan perbatasan yang longgar untuk merencanakan dan melancarkan serangan ke wilayah Pakistan,” ujar Asif.
Ia juga menegaskan bahwa Islamabad tidak akan tinggal diam terhadap setiap bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara.
Kabul Bantah Tuduhan Pakistan
Pemerintah Afghanistan segera membantah tuduhan tersebut. Kabul menegaskan bahwa pihaknya tidak memberikan perlindungan kepada kelompok bersenjata dan tetap berkomitmen menjaga agar wilayahnya tidak dijadikan basis serangan terhadap negara tetangga.
“Afghanistan tidak akan pernah mengizinkan wilayahnya digunakan untuk mengancam keamanan Pakistan,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Afghanistan. Hingga saat ini, belum ada komunikasi langsung antara kedua negara untuk meredakan ketegangan.
Ancaman Konflik Regional Semakin Besar
Khyber Pakhtunkhwa selama bertahun-tahun menjadi titik panas konflik antara militer Pakistan dan kelompok militan TTP, yang berafiliasi secara ideologis dengan Taliban Afghanistan. Serangkaian serangan dalam beberapa bulan terakhir memicu kekhawatiran akan kebangkitan baru ekstremisme bersenjata di wilayah tersebut.
Pengamat keamanan menilai bahwa situasi ini berpotensi memicu konflik regional jika Islamabad dan Kabul tidak segera menemukan titik temu.
“Setiap operasi militer besar yang dilakukan di perbatasan barat Pakistan berisiko memperburuk hubungan diplomatik dengan Afghanistan,” ujar analis politik dari Islamabad Policy Research Institute.
Baca Juga:
Wow! Negara Komunis Ini Naikkan Tunjangan Guru Sampai 70%
Tren Baru! Brave Pink Hero Green Ramai Dipakai di Medsos
Saksikan berita lainnya: