Jurnal Pelopor – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meresmikan sederet proyek strategis di sektor energi dan sumber daya mineral sepanjang semester pertama 2025. Proyek-proyek ini mencakup hilirisasi mineral, pengembangan industri baterai listrik, peresmian lapangan migas, infrastruktur ketenagalistrikan, hingga energi baru terbarukan (EBT).
Dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Semester I 2025 pada Senin (11/8/2025), Bahlil menegaskan bahwa langkah ini menjadi bagian dari strategi memperkuat kedaulatan energi nasional sekaligus mempercepat transisi energi.
Hilirisasi Mineral dan Industri Baterai Terbesar di Asia Tenggara
Salah satu pencapaian utama adalah peresmian smelter emas PT Freeport Indonesia di Gresik dengan kapasitas Precious Metal Refinery sebesar 6.000 ton per tahun. Smelter ini diharapkan memperkuat rantai pasok emas dan logam mulia dalam negeri.
Selain itu, dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) ekosistem industri baterai listrik di Karawang. Proyek ini memiliki kapasitas produksi 15 GWh dan merupakan ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi terbesar di Asia Tenggara serta terbesar kedua di dunia.
Proyek Migas di Berbagai Daerah
Sektor migas juga mencatat kemajuan signifikan, antara lain:
- Akatara Gas Processing Facility di Jambi dengan kapasitas produksi gas 25,7 MMSCFD, LPG 185 MT/hari, dan kondensat 1.098 BOPD.
- Lapangan Forel – Terubuk di Natuna dengan kapasitas minyak 9.900 BOPD dan gas 43 MMSCFD.
- Lapangan Banyu Urip Infill Clastic di Bojonegoro yang menambah kapasitas produksi 33 ribu BOPD.
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Bahlil juga meresmikan proyek ketenagalistrikan dengan kapasitas total 26 pembangkit sebesar 3.223 MW, jaringan transmisi 739 km, dan gardu induk 1.740 MVA.
Di sektor EBT, terdapat pembangunan PLTP berkapasitas total 350 MW dan PLTS sebesar 27 MWp yang tersebar di 15 provinsi.
Kesimpulan
Serangkaian peresmian proyek strategis ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi, mengurangi ketergantungan impor, dan memacu transisi menuju energi bersih. Dengan hadirnya smelter emas, ekosistem baterai listrik raksasa, serta penguatan infrastruktur migas, listrik, dan EBT, Indonesia menegaskan posisinya sebagai pemain penting di sektor energi global, sekaligus mendukung target nol emisi pada 2060.
Sumber: CNBC Indonesia
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: