Jurnal Pelopor – Tottenham Hotspur resmi melepas salah satu legenda hidupnya, Son Heung-min, ke klub Major League Soccer (MLS), Los Angeles FC (LAFC), pada bursa transfer musim panas 2025. Kepindahan ini menandai berakhirnya era ikon global di tubuh Spurs, menyusul kepergian dua tokoh besar sebelumnya: Gareth Bale dan Harry Kane.
Son, yang bergabung dengan Tottenham pada 2015 dari Bayer Leverkusen, telah tampil dalam lebih dari 400 pertandingan dan mencetak lebih dari 150 gol untuk klub asal London Utara tersebut. Selama sembilan musim membela Spurs, ia tak hanya menjadi andalan di lini serang, tetapi juga menjelma sebagai wajah utama klub, terutama di pasar Asia.
Peninggalan Prestisius Sang Kapten
Pada musim 2024/2025, Son memimpin Tottenham meraih trofi Liga Europa, gelar besar pertama klub dalam lebih dari satu dekade. Ia juga menjabat sebagai kapten tim utama, menunjukkan kualitas kepemimpinan dan konsistensi performa sepanjang musim.
Selain itu, Son sukses mempertahankan statusnya sebagai pemain Korea Selatan dengan gol terbanyak sepanjang sejarah Premier League. Pencapaiannya tak hanya tercatat di statistik, namun juga tercermin dari dampaknya terhadap reputasi klub di kawasan Asia.
Dampak Ekonomi dan Sosial yang Signifikan
Kehadiran Son di Tottenham memberikan dampak luar biasa dari sisi komersial. Penjualan jersey dengan nama “Son” mendominasi di berbagai negara Asia, dan pertandingan Tottenham kerap menjadi magnet utama bagi penonton di Korea Selatan maupun Asia Tenggara.
Kepergiannya dipastikan akan berpengaruh pada jangkauan global Spurs. Banyak fans dari Asia, khususnya Korea, mengidolakan klub karena Son. Kini, dengan hengkangnya sang kapten, loyalitas sebagian fans internasional akan kembali diuji.
Era Baru Tanpa Wajah Ikonik
Setelah kepergian Gareth Bale ke Real Madrid dan Harry Kane ke Bayern München, Son adalah satu-satunya “ikon” tersisa yang menyatukan performa elite dengan daya tarik global. Dengan kepindahannya ke LAFC, Tottenham menjadi satu-satunya tim “Big Six” Premier League yang kini tidak memiliki sosok pemain yang bisa disebut sebagai wajah klub secara internasional.
Pelatih dan manajemen klub kini dihadapkan pada tantangan besar: membangun kembali identitas tim dan menemukan bintang baru yang mampu menarik perhatian publik sepak bola dunia.
Kesimpulan: Transisi Besar Menanti Spurs
Kepindahan Son Heung-min ke LAFC menandai transisi besar dalam sejarah modern Tottenham Hotspur. Ia meninggalkan warisan prestasi, pengaruh global, dan loyalitas luar biasa. Namun kini, Spurs harus bergerak cepat untuk membentuk generasi baru yang mampu mengisi kekosongan figur sentral. Tanpa ikon besar di skuad saat ini, Spurs berada di titik krusial: menjaga kestabilan performa sembari membangun kembali citra global mereka di mata dunia.
Sumber: Bola.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: