• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
Advertisement
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini
No Result
View All Result
Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya
No Result
View All Result
Home Nasional

Warga Protes Rekening Diblokir: “Itu Uang Anak Saya!”

Pemblokiran rekening tak aktif oleh PPATK tuai protes. Masyarakat kecil merasa kebijakan ini tak berpihak pada mereka.

musa by musa
01/08/2025
in Nasional
0
rekening
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jurnal Pelopor – Kebijakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memblokir rekening bank yang tidak aktif selama tiga bulan memicu gelombang protes dari masyarakat. Langkah yang disebut sebagai upaya pemberantasan rekening “bodong” dan pencucian uang ini justru menimbulkan keresahan, terutama di kalangan masyarakat bawah.

Bagi sebagian orang, rekening bank bukan sekadar alat transaksi, tetapi juga tempat menyimpan harapan. Dari tabungan darurat, dana pendidikan anak, hingga sisa bantuan sosial yang mereka simpan perlahan. Sayangnya, kebijakan ini dianggap menyamaratakan semua nasabah sebagai pihak mencurigakan, tanpa melihat konteks sosial dan ekonomi di baliknya.

Salah satu warga terdampak adalah Mardiyah (48), pedagang kecil dari Citayam. Ia kaget saat hendak menggunakan rekening lamanya untuk keperluan mendesak, namun mendapati rekening tersebut telah diblokir. Rekening itu sebelumnya ia gunakan untuk menerima bantuan sosial dari pemerintah.

“Saya punya dua rekening. Satu buat usaha, satunya lagi buat nerima bantuan. Yang diblokir ini dulu dipakai waktu pandemi. Meskipun sekarang jarang dipakai, saya tetap simpan karena kadang kalau dapat rezeki, saya tabung di situ,” ujarnya.

Mardiyah merasa heran mengapa rekening tersebut diblokir hanya karena tidak aktif selama tiga bulan. Menurutnya, tidak semua orang punya penghasilan tetap tiap bulan. Kadang mereka baru bisa menabung setelah mendapat rezeki tak terduga.

“Ini namanya rekening darurat, bukan rekening mencurigakan,” katanya.

Tabungan Anak Sekolah Ikut Diblokir: Ahmad Lubis Tak Percaya

Kisah serupa dialami Ahmad Lubis (37), seorang warga yang menyimpan uang hadiah lomba anaknya dalam sebuah rekening atas nama sang buah hati. Rekening itu dibuat khusus sebagai tabungan pendidikan jangka panjang. Namun, ia terkejut ketika uang tidak bisa ditarik dari ATM, padahal saldo masih terlihat normal.

“Rekening itu atas nama anak saya sendiri, masih SD. Hadiahnya dari lomba-lomba. Saya terakhir isi bulan April. Tapi saat Juli saya coba tarik uang, malah gagal. Ternyata diblokir PPATK,” kata Ahmad, kecewa.

Menurutnya, PPATK telah menyamaratakan semua rekening pasif sebagai ancaman, tanpa mempertimbangkan jenis nasabah, usia pemilik, atau tujuannya. Padahal, tidak semua yang pasif itu mencurigakan.

“Kalau anak kecil punya rekening terus nganggur tiga bulan, masa harus dicurigai juga?”

PPATK Dinilai Tak Tepat Sasaran, Warga Merasa Tak Dilindungi

Sejumlah pengamat dan aktivis keuangan mikro juga menyayangkan langkah ini. Mereka menilai PPATK seharusnya lebih selektif dan transparan dalam menerapkan kebijakan, terutama dengan melibatkan verifikasi yang lebih adil dan tidak otomatis memblokir tanpa pemberitahuan.

Selain menimbulkan beban emosional, warga juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengaktifkan ulang rekening mereka mulai dari ongkos transportasi ke kantor bank hingga waktu yang terbuang.

Perlu disadari, tidak semua rekening tidak aktif berarti ditinggalkan atau disalahgunakan. Banyak masyarakat kecil menabung dengan pola tak teratur, sesuai ritme ekonomi mereka yang naik-turun. Tabungan yang tak bergerak selama tiga bulan bisa jadi hanya menunggu momen penting: biaya sekolah, kebutuhan lebaran, atau pengeluaran tak terduga.

Penutup: Apakah Semua Harus Disamaratakan?

Kebijakan pemblokiran massal memang bertujuan mulia—mencegah kejahatan keuangan. Namun jika penerapannya tidak sensitif terhadap realitas sosial, justru bisa menyakiti mereka yang paling lemah.

Sumber: Kompas.com

Baca Juga:

Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung

Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas

Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas

Saksikan berita lainnya:

Reformasi atau Langkah Mundur? Pengesahan RUU TNI 2025

5 Skandal Hakim Terbesar di Indonesia! Bisakah Prabowo Bersihkan Peradilan?

Tags: #PPATK #RekeningDiblokir #TabunganRakyat #KebijakanKontroversial #PencucianUang #BankIndonesia #EkonomiRakyat #JurnalPelopor #Indonesia #Prabowo
Previous Post

Bos XL Smart Andrijanto Lepas Saham, Duit Masuk Miliaran!

Next Post

Tom Lembong Bebas! “Saya Kembali Hirup Udara Bebas”

musa

musa

Related Posts

One Piece
Nasional

Kenapa Bendera One Piece Muncul Saat 17-an? Ini Alasannya!

02/08/2025
Nasib Honorer Diputuskan Akhir 2025, BKN Siapkan Solusi
Nasional

Nasib Honorer Diputuskan Akhir 2025, BKN Siapkan Solusi

02/08/2025
hasto
Nasional

Hasto Dapat Pengampunan, Prabowo Umumkan Amnesti

02/08/2025
Tom Lembong Bebas! “Saya Kembali Hirup Udara Bebas”
Nasional

Tom Lembong Bebas! “Saya Kembali Hirup Udara Bebas”

02/08/2025
Andrijanto
Nasional

Bos XL Smart Andrijanto Lepas Saham, Duit Masuk Miliaran!

01/08/2025
pilkada
Nasional

Demokrasi Terancam! Pemilihan Kepala Daerah Mau Diubah Lagi

01/08/2025
Next Post
Tom Lembong Bebas! “Saya Kembali Hirup Udara Bebas”

Tom Lembong Bebas! “Saya Kembali Hirup Udara Bebas”

Jurnal Pelopor | Pelopor Berita Terdepan dan Terpercaya

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Lokal Daerah
  • Redaksi
  • Olahraga
  • Opini

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.