Jurnal Pelopor — Gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah Semenanjung Kamchatka, Rusia Timur, pada Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB. Guncangan dahsyat ini memicu peringatan tsunami lintas negara, termasuk Jepang dan Indonesia. Tsunami dengan tinggi mencapai 1,3 meter telah terdeteksi di Pelabuhan Kuji, Prefektur Iwate, Jepang, sementara Indonesia bersiap menghadapi gelombang susulan setinggi 50 sentimeter di sejumlah wilayah timur.
Peringatan tsunami dari Badan Meteorologi Jepang (JMA) dikeluarkan di sepanjang pesisir Pasifik, dari Hokkaido hingga Wakayama. NHK melaporkan bahwa gelombang tsunami juga terpantau menyebar ke pelabuhan-pelabuhan lain, termasuk Yokohama, Hanasaki, Hamanaka, dan Kushiro.
Pejabat senior JMA, Kiyomoto Masashi, memperingatkan bahwa tsunami bisa terus berlangsung selama lebih dari satu hari. Ia menegaskan bahwa masyarakat pesisir dan di sepanjang sungai harus segera mengungsi ke dataran tinggi atau tempat evakuasi resmi karena risiko kerusakan masih sangat tinggi.
“Tsunami dapat berulang, memiliki siklus panjang, dan kadang datang lebih besar dari yang pertama,” ujar Kiyomoto.
Indonesia Siaga: Tsunami Akan Tiba di Papua dan Maluku Utara
Gempa Kamchatka juga menimbulkan kekhawatiran serius di Indonesia. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa gelombang tsunami kiriman diperkirakan mencapai wilayah timur Indonesia pada Rabu siang hingga sore hari.
Menurut hasil analisis, gelombang akan mulai tiba di:
- Kepulauan Talaud: 13.52 WIB
- Halmahera Utara: 14.04 WIB
- Manokwari: 14.08 WIB
- Raja Ampat bagian utara: 14.18 WIB
- Biak Numfor dan Supiori: 14.21 WIB
- Sorong bagian utara: 14.24 WIB
Meski ketinggian yang diperkirakan ‘hanya’ 50 sentimeter, Muhari menegaskan bahwa gelombang tersebut bisa tetap mematikan terutama jika memasuki wilayah teluk. Ia mengingatkan bahwa dalam tsunami Tohoku 2011, gelombang setinggi 50 cm di perairan terbuka dapat meningkat menjadi hampir 4 meter saat menerjang Teluk Youtefa, Papua, dan menyebabkan korban jiwa.
Pemerintah Imbau Warga Waspada, Hindari Pantai Hingga Waktu Aman
BNPB bersama BMKG, Basarnas, dan pemerintah daerah telah menggelar rapat koordinasi sejak pagi hari untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Surat peringatan telah dikirimkan ke pemerintah daerah terkait untuk melarang aktivitas di bibir pantai selama minimal 1 jam sebelum hingga 2 jam setelah perkiraan waktu kedatangan tsunami.
Warga di wilayah terdampak diminta untuk:
- Menjauhi garis pantai dan area pesisir.
- Tidak melaut atau beraktivitas di sekitar pelabuhan.
- Mengikuti informasi resmi dari BNPB, BMKG, TNI, Polri, dan BPBD.
- Tidak menyebarkan atau mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.
Muhari mengingatkan, tsunami memiliki karakteristik tidak terduga.
“Gelombang kedua atau ketiga bisa lebih tinggi dan lebih berbahaya,” ujarnya.
Evaluasi Nasional Disiapkan, Pemerintah Fokus pada Respons Cepat
BNPB menjadwalkan rapat evaluasi lanjutan pada pukul 18.00 WIB hari ini dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait, guna menilai efektivitas sistem peringatan dini dan kesiapan daerah. Pemerintah pusat menekankan pentingnya skenario evakuasi yang terkoordinasi dan komunikasi yang lancar antara pusat dan daerah.
Sejumlah daerah seperti Papua Barat, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara mulai mengevakuasi warganya yang tinggal di pesisir, dan telah menyiagakan posko siaga darurat.
Kesimpulan: Bencana Lintas Negara, Kesiapsiagaan Jadi Kunci
Gempa berkekuatan hampir 9 skala Richter ini menjadi pengingat bahwa bencana alam tidak mengenal batas negara. Jepang, Rusia, dan Indonesia kini berada dalam satu lingkaran ancaman yang sama. Meski tsunami tidak selalu terlihat mengerikan pada awalnya, kekuatannya tetap bisa mematikan, terutama bila menghantam wilayah pesisir yang tertutup atau berbentuk teluk.
Kewaspadaan dan kepatuhan masyarakat terhadap instruksi pemerintah menjadi faktor penentu keselamatan. Pemerintah pun diminta untuk terus memperkuat sistem peringatan dini, serta edukasi publik terhadap risiko tsunami yang sering diremehkan.
Sumber: Kompas.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: