Jurnal Pelopor — Gagasan besar untuk menghadirkan “Kampung Haji Indonesia” di jantung kota suci Makkah kini memasuki tahap krusial. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) ditunjuk sebagai pemimpin dalam proses pembelian lahan yang akan menjadi lokasi permukiman, pusat layanan, serta fasilitas ibadah bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia.
CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan bahwa pemerintah Arab Saudi telah menawarkan sejumlah bidang tanah dengan lokasi yang sangat strategis.
“Ada yang benar-benar nempel ke Makkah, ada juga yang jaraknya sekitar 1 hingga 2 kilometer. Ini merupakan peluang langka,” jelasnya usai pertemuan di Istana Kepresidenan, Rabu (30/7).
Tanah Beragam, Siap Dibersihkan oleh Pemerintah Arab Saudi
Tanah yang ditawarkan tidak hanya variatif secara lokasi, tapi juga kondisi fisiknya. Beberapa berada di lahan datar, sebagian di area perbukitan, bahkan ada yang masih ditempati penduduk. Namun, Rosan menegaskan bahwa proses relokasi bukan menjadi tanggung jawab Indonesia.
“Itu urusan Pemerintah Arab Saudi. Kita hanya membeli dalam kondisi tanah ‘bersih’ secara administratif dan fisik,” tegas Rosan.
Meski belum bisa mengungkap nominal tawaran, Rosan menyebut bahwa luasan tanah yang ditawarkan mulai dari 25 hektare hingga lebih dari 80 hektare.
Perubahan UU di Arab Saudi Jadi Kunci
Salah satu momentum penting dari proyek ini adalah perubahan besar dalam hukum kepemilikan tanah di Arab Saudi. Untuk pertama kalinya, pemerintah Arab Saudi bersiap membuka izin kepemilikan tanah bagi institusi asing di wilayah Makkah—sebuah langkah historis yang selama ini sangat dibatasi. Perubahan undang-undang tersebut direncanakan berlaku mulai Januari 2026.
“Begitu undang-undang baru berlaku, kita bisa langsung melakukan proses pembelian. Saya sendiri akan ke sana untuk mempercepat pembicaraan langsung dengan otoritas Arab Saudi,” ungkap Rosan.
Bukan Sekadar Tempat Tinggal, Tapi Pusat Layanan Jamaah
Kampung Haji ini dirancang bukan hanya sebagai tempat menginap jamaah Indonesia. Lebih dari itu, area ini akan mengintegrasikan pusat pelayanan kesehatan, logistik, akomodasi, dan bahkan area komersial halal yang dapat menopang ekonomi para pelaku usaha Indonesia di Makkah.
“Kita akan bangun zona komersial juga. Tapi fokus utama tetap pada bagaimana membantu jamaah haji dan umrah Indonesia agar bisa beribadah dengan tenang, nyaman, dan terlayani dengan baik,” jelas Rosan.
Simbol Diplomasi dan Investasi Strategis RI–Arab Saudi
Rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia ini bukan hanya mencerminkan kepedulian pemerintah terhadap warganya di luar negeri, tapi juga merupakan simbol diplomasi ekonomi dan kepercayaan strategis antara Indonesia dan Arab Saudi. Dengan lebih dari 200 ribu jamaah haji Indonesia setiap tahun, dan jutaan jamaah umrah, keberadaan kawasan ini akan menjadi titik penting representasi Indonesia di Tanah Suci.
Jika sukses, Kampung Haji ini bisa menjadi tonggak sejarah baru: Indonesia bukan hanya pengirim jamaah terbesar, tapi juga mitra terpercaya dalam infrastruktur ibadah di jantung peradaban Islam. Mampukah kita mewujudkannya?
Sumber: Detik.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: