Jurnal Pelopor – Sehari sebelum ditemukan tak bernyawa, ADP terekam CCTV berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu, tempatnya bekerja. Ia tampak naik ke atap pada pukul 21.43 WIB dan baru turun sekitar pukul 23.09 WIB. Selama sekitar 1,5 jam berada di sana, ia membawa tas punggung dan tas belanja. Namun anehnya, ketika turun, kedua tas itu tidak lagi dibawanya. Polisi masih menelusuri ke mana tas-tas tersebut hilang dan apakah itu berkaitan dengan kematiannya.
Penemuan Mayat dan Kejanggalan di Lokasi
Pada hari Selasa, 8 Juli, ADP ditemukan tak bernyawa di atas kasur di kamar indekosnya. Kepalanya terlilit lakban kuning, dan tubuhnya tertutup selimut biru. Polisi menemukan berbagai barang bukti di tempat kejadian, seperti gulungan lakban, kantong plastik, dompet, pakaian, hingga obat sakit kepala dan lambung. Salah satu yang mencurigakan adalah ditemukannya sidik jari ADP pada permukaan lakban tersebut, namun masih belum jelas apakah ia melilitkan lakban itu sendiri atau ada pihak lain yang terlibat.
Penelusuran CCTV dan Aktivitas Sebelum Kematian
Polda Metro Jaya mengungkap bahwa pihaknya telah menyisir lebih dari 20 titik CCTV dalam rangka menelusuri aktivitas ADP selama tujuh hari terakhir. Selain naik ke rooftop, ADP juga sempat terlihat berada di pusat perbelanjaan sebelum akhirnya ditemukan tewas. Penelusuran ini penting untuk mengungkap kondisi psikologis dan sosial ADP dalam hari-hari terakhirnya.
Kunci Kamar Berlapis dan Dugaan Keamanan
Dalam perkembangan terbaru, polisi juga menyatakan bahwa kamar tempat ADP ditemukan memiliki sistem pengamanan tiga lapis kunci. Hal ini memperkuat dugaan bahwa tidak sembarang orang bisa masuk ke kamarnya, menambah misteri: apakah ini bunuh diri, kecelakaan, atau justru pembunuhan yang dirancang sangat rapi?
Masih Banyak Pertanyaan
Meski berbagai petunjuk sudah ditemukan, kematian ADP masih penuh misteri. Tidak ada surat wasiat, motif yang jelas, ataupun tanda-tanda kekerasan fisik lain yang kentara. Dugaan bunuh diri belum bisa dipastikan tanpa hasil laboratorium dan investigasi digital lebih lanjut.
Publik kini menanti transparansi dari aparat penegak hukum dan Kemlu atas tragedi ini. Apakah ini tragedi pribadi, atau ada sisi gelap yang belum terungkap di balik profesi diplomatik yang dijalaninya?
Sumber: Kompas.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: