Jurnal Pelopor – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan kabar menggembirakan terkait kondisi sosial-ekonomi Indonesia. Dalam pernyataannya yang dikutip dari kanal YouTube Partai Solidaritas Indonesia, Prabowo mengklaim bahwa berdasarkan laporan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran dan kemiskinan absolut di Indonesia mengalami penurunan.
“Kepala BPS lapor ke saya angka pengangguran menurun, angka kemiskinan absolut menurun. Ini BPS yang bicara,” ujar Prabowo dalam video yang beredar, Senin (22/7/2025).
Namun, Prabowo tidak merinci secara spesifik angka penurunan yang dimaksud. Ia juga menegaskan bahwa narasi yang menyebut Indonesia tengah berada dalam situasi ekonomi gelap dan gagal adalah upaya menurunkan semangat masyarakat yang tidak sesuai dengan realita.
BPS Tunda Rilis Data Resmi: Fokus pada Akurasi
Meski Prabowo menyebutkan adanya penurunan angka, pihak BPS sendiri belum mengumumkan data resmi terbaru. Rencana rilis data kemiskinan dan pengangguran pada 15 Juli 2025 sempat dibatalkan secara mendadak. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa penundaan dilakukan demi menjamin kualitas dan akurasi data.
“BPS akan terus menyampaikan data seobjektif mungkin. Ini salah satu alasan kami menunda, karena ingin memastikan kualitas dan keakuratan data. Tidak ada alasan lain,” tegas Amalia saat RDP dengan Komisi X DPR RI, Kamis (17/7/2025).
Amalia juga menekankan bahwa BPS tidak pernah menerima pesanan dari pihak manapun terkait manipulasi atau penyesuaian data. Fokus BPS adalah pada transparansi dan kualitas informasi yang disampaikan ke publik.
Data Terakhir: Penurunan Terjadi pada 2024
Data BPS terakhir yang dirilis pada 15 Januari 2025 menunjukkan bahwa pada September 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 8,57%, turun 0,46 poin dari Maret 2024, dan 0,79 poin dari Maret 2023. Jumlah penduduk miskin mencapai 24,06 juta orang, berkurang 1,16 juta dari Maret 2024, dan 1,84 juta dari Maret 2023.
Namun, hingga kini belum ada data resmi mengenai periode Maret atau Juli 2025, membuat klaim penurunan dari Presiden Prabowo masih bersifat naratif dan belum bisa diverifikasi publik.
Kesimpulan: Perlu Transparansi dan Data Terbuka
Pernyataan Presiden Prabowo tentang penurunan pengangguran dan kemiskinan memberi optimisme tersendiri di tengah tantangan ekonomi global. Namun, publik masih menanti rilis resmi dari BPS untuk memastikan seberapa besar dampak positif yang terjadi. Keterbukaan data menjadi kunci agar publik bisa menilai secara objektif kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
Sumber: Detik.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: