Jurnal Pelopor – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmennya: bukan membangun proyek baru, melainkan menghidupkan kembali warisan para gubernur sebelumnya. Ia menyebut bahwa budaya proyek mercusuar yang kerap dilakukan pemimpin sebelumnya justru meninggalkan banyak ruang publik terbengkalai, tak terhubung, dan kehilangan fungsi.
“Semua orang ingin dikenang lewat proyek besar. Tapi banyak yang akhirnya ditinggalkan dan tidak terawat. Saya ingin menyambung dan menghidupkan kembali warisan mereka,” ujar Pramono dalam acara Dasawisma di Balai Agung, Kamis (3/7/2025).
Warisan Anies: JIS Kembali Jadi Markas Persija
Salah satu proyek besar era Anies Baswedan, Jakarta International Stadium (JIS), kini kembali digunakan sebagai markas utama Persija Jakarta. Pramono menegaskan pentingnya JIS sebagai simbol olahraga kebanggaan ibu kota.
“Saya sudah minta Dirut Jakpro manfaatkan JIS secara maksimal. Ini stadion luar biasa yang dibangun oleh Mas Anies, dan sekarang harus hidup kembali,” katanya.
Warisan Ahok: Kalijodo Harus Kembali Jadi Tempat Sajadah
Pramono juga menyentuh warisan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dulu menyulap kawasan prostitusi Kalijodo menjadi ruang publik. Sayangnya, kini Kalijodo mulai terbengkalai.
“Dulu tempat haram jadah dijadikan tempat sajadah. Tapi sekarang mulai terbengkalai. Kalau tidak kita rawat, bisa kembali ke haram jadah. Maka harus diperbaiki,” tegasnya.
Warisan Sutiyoso: Lapangan Banteng Jadi Wajah Jakarta
Lapangan Banteng, yang pernah direvitalisasi dengan air mancur menari di masa Sutiyoso, kembali diangkat oleh Pramono. Ia bahkan memilih kawasan ini sebagai lokasi utama perayaan HUT Jakarta 2025.
“Saya sengaja pilih Lapangan Banteng untuk ulang tahun Jakarta. Tempat ini sudah indah kembali dan menjadi simbol keterbukaan,” katanya.
Warisan Foke: Banjir Kanal Timur Jangan Dilupakan
Proyek pengendalian banjir Banjir Kanal Timur (BKT) yang dibangun era Fauzi Bowo (Foke) juga masuk radar perhatian Pramono. Ia menyebut pentingnya kanal ini tetap difungsikan untuk mengantisipasi bencana banjir Jakarta.
“BKT itu infrastruktur vital. Jangan hanya dibiarkan mengalir. Fungsinya harus dijaga,” ujar dia.
Jejak Bang Ali: Simbol Kota yang Harus Dihidupkan
Pramono juga menyebut nama besar Ali Sadikin, gubernur legendaris yang membentuk wajah modern Jakarta. Ia ingin semua warisan tersebut dirawat, ditampilkan, dan menjadi kebanggaan warga.
“Apa yang ditinggalkan Bang Ali dan para gubernur lain harus kita rawat, tampilkan, dan sampaikan pada masyarakat bahwa Jakarta bisa lebih baik,” ujar Pramono menutup sambutannya.
Di tengah dinamika ibu kota, langkah Pramono yang menolak membangun proyek baru demi proyek lama yang lebih hidup patut disimak. Apakah ini menjadi awal dari Jakarta yang lebih terhubung dan berkelanjutan?
Sumber: Kompas.com
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: