Jurnal Pelopor – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menolak mentah-mentah saran ekonom Amerika Serikat, Arthur B. Laffer, yang mengusulkan penerapan flat tax (tarif pajak tunggal) di Indonesia. Laffer, yang dikenal sebagai tokoh neoliberal dan mantan penasihat ekonomi Donald Trump, menilai tarif pajak penghasilan tidak seharusnya berbeda untuk si kaya dan si miskin.
Namun, Sri Mulyani balik menyerang gagasan itu. Dalam acara CNBC Economic Update 2025, ia menegaskan bahwa Indonesia menganut sistem pajak progresif dengan lima lapisan tarif PPh berdasarkan kemampuan bayar:
-
5% untuk penghasilan sampai Rp60 juta/tahun
-
15% untuk Rp60 juta–Rp250 juta
-
25% untuk Rp250 juta–Rp500 juta
-
30% untuk Rp500 juta–Rp5 miliar
-
35% untuk di atas Rp5 miliar
“Kalau yang sangat kaya dengan yang UMR bayar pajaknya sama, setuju gak? Saya yakin semua gak setuju.” Ungkap Sri Mulyani
Ia menegaskan, sistem progresif adalah bentuk keadilan sosial dan distribusi kesejahteraan. Flat tax dinilai tidak adil dalam konteks ekonomi Indonesia yang masih memiliki kesenjangan tinggi.
Pentingnya APBN untuk Distribusi dan Stabilisasi
Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bukan hanya soal pengumpulan pajak, tapi juga:
-
Menjaga stabilitas ekonomi saat krisis
-
Mendistribusikan kekayaan negara
-
Mengalokasikan anggaran untuk kesejahteraan masyarakat
Ia mencontohkan, saat ekonomi lesu dan penerimaan pajak turun, negara tetap perlu mempertahankan belanja sosial dan infrastruktur.
“Kalau ekonomi lemah, ya pajak ikut turun. Tapi belanja untuk bantuan sosial dan jalan rusak tetap harus jalan.”
Pajak Progresif adalah Prinsip Keadilan
Sri Mulyani menilai usulan Laffer tidak realistis dan bisa memperbesar ketimpangan. Penolakan Sri Mulyani terhadap flat tax menunjukkan komitmennya pada pajak berbasis keadilan, bukan efisiensi semata. Ia mengingatkan bahwa menurunkan tarif bagi orang kaya demi keseragaman justru berisiko memperlebar kesenjangan dan melemahkan fungsi redistribusi negara.
Sumber: CNN Indonesia
Baca Juga:
Singonoyo Cup Meledak! Legenda Persibo Turun Gunung
Takut Ekonomi Ambruk? Ini Aset Aman Selain Emas
Saksikan berita lainnya: