Jurnal Pelopor – Dunia militer geger setelah Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengklaim berhasil menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk tiga unit Rafale—jet tempur andalan buatan Prancis. Kabar ini jadi pukulan berat bagi India dan tamparan keras bagi reputasi produsen Rafale, Dassault Aviation.
Rafale Kena Rudal, Prancis dan AS Benarkan
Seorang pejabat tinggi Prancis menyampaikan ke CNN bahwa satu unit Rafale milik Angkatan Udara India (IAF) memang berhasil ditembak jatuh. Sumber AS juga mengonfirmasi kejadian serupa. Meski belum dipastikan apakah benar tiga Rafale sekaligus dijatuhkan, kabar ini cukup menghebohkan.
“Ini bisa jadi kerugian tempur pertama Rafale sejak digunakan IAF,” ujar Gilles Boquerat, pakar keamanan Asia Selatan.
Jet Andalan India yang Kini Jadi Bumerang
India mengakuisisi 36 unit Rafale antara 2020 hingga 2022 senilai hampir USD 9 miliar. Jet ini dipromosikan sebagai tulang punggung kekuatan udara India, dengan teknologi mutakhir, termasuk rudal Meteor dan SCALP.
Namun, fakta bahwa jet ini bisa dijatuhkan oleh Pakistan membuat banyak pihak mempertanyakan kemampuannya di medan tempur sesungguhnya.
“Ini bukan hanya merusak reputasi India, tapi juga Prancis,” ujar Boquerat lagi.
Jet China J-10C Disebut Biang Kerok
Jet tempur Rafale diduga dijatuhkan oleh rudal PL-15 yang dibawa oleh J-10C, pesawat tempur buatan China yang digunakan Pakistan. J-10C telah menjadi tulang punggung PAF sejak dibeli pada 2022. Rudal PL-15 sendiri dikenal sebagai rudal udara-ke-udara jarak jauh dengan teknologi radar aktif.
“Itu berarti IAF meremehkan kekuatan udara Pakistan dan kemampuan J-10C,” kata Boquerat.
Kekhawatiran Bagi Industri Militer Prancis
Direktur Arms Control and Disarmament Centre Pakistan, Malik Qasim Mustafa, menilai jatuhnya Rafale bisa berdampak serius bagi bisnis Dassault Aviation.
“Insiden ini bisa mengganggu peluang ekspor Rafale ke negara-negara lain. Investigasi internal kemungkinan akan dilakukan,” ujar Mustafa.
Kesalahan Strategis atau Kelemahan Teknologi?
Meski Rafale bukan jet siluman, ia dikenal punya profil radar rendah dan daya tempur jarak jauh. Maka, jatuhnya jet ini memunculkan pertanyaan: apakah ini kesalahan strategi IAF, ataukah benar ada celah pada teknologi Rafale?
Beberapa analis menyebut India terlalu percaya diri, menganggap Pakistan tak akan mampu menembus kekuatan udaranya.
Catatan Buruk untuk Rafale dan India
Peristiwa ini menjadi catatan merah bagi India yang selama ini menjadikan Rafale sebagai simbol superioritas udaranya. Kini, simbol itu justru dirontokkan oleh rudal buatan China, dioperasikan oleh tetangga yang kerap jadi musuh bebuyutan.
Sumber: Detik.com
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya:
Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?