Jurnal Pelopor – Presiden RI Prabowo Subianto direncanakan kembali bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa jadwal pertemuan sedang disusun. “Sedang diatur, tenang saja,” kata Prasetyo kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat, 9 Mei 2025.
Pertemuan terakhir antara Prabowo dan Megawati terjadi pada 7 April 2025 di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Pertemuan itu menjadi simbol rekonsiliasi politik pasca Pilpres 2024, dan kini keduanya berencana bertemu kembali dalam suasana yang lebih santai.
Nostalgia Nasi Goreng: Politik yang Menghangat
Menariknya, rencana pertemuan ini juga dibumbui oleh nostalgia unik: nasi goreng buatan Megawati. Dalam pidatonya di acara Trisakti Tourism Award pada 8 Mei 2025, Megawati berseloroh bahwa Prabowo masih sering menanyakan nasi goreng buatannya.
“Presiden bolak-balik nanya, kapan aku dibikinin nasi goreng Mbak, ya?” kata Megawati sambil tertawa, yang langsung disambut gelak tawa para kader PDIP.
Megawati bahkan menawarkan untuk kembali memasak nasi goreng, namun kali ini ia meminta dibayar dengan nada bercanda.
“Siapa mau nasi goreng Bu Mega? Tapi bayar loh. Masa saya selalu dalam posisi tertekan,” ucapnya mengundang tawa lagi.
Memori dari Pilpres 2009
Humor soal nasi goreng ini bukan isapan jempol. Pada masa tenang Pemilu 2009, saat Megawati dan Prabowo maju bersama sebagai capres-cawapres, mereka pernah memasak bersama di rumah Megawati. Kenangan itu kini menjadi simbol kedekatan personal yang bertahan di tengah dinamika politik selama hampir dua dekade.
Komitmen Sinergi dan Kolaborasi
Pertemuan 7 April lalu tidak hanya bernuansa nostalgia, tapi juga membahas masa depan pemerintahan. Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyampaikan bahwa Megawati menyatakan dukungan penuh terhadap Prabowo dan Kabinet Merah Putih.
“Yang dibicarakan tentu soal bersinergi membangun bangsa dan negara,” ujar Puan.
Ini menandai bahwa meskipun PDIP berada di luar lingkar utama koalisi, Megawati tetap membuka ruang kolaborasi, bukan oposisi keras. Prabowo sendiri sebelumnya menyatakan bahwa dirinya terbuka berdialog dengan semua pihak, termasuk para mantan presiden seperti Megawati dan SBY.
Politik Tanpa Polarisasi
Dengan gaya santai dan penuh simbol kekeluargaan, hubungan Prabowo dan Megawati bisa menjadi contoh bahwa politik Indonesia tidak harus selalu panas dan berseberangan. Pertemuan yang akan datang bisa menjadi kelanjutan dari pesan persatuan dan transisi damai yang menjadi semangat utama pasca-Pilpres 2024.
Sumber:
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya:
Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?