Jurnal Pelopor – Wacana besar sedang digulirkan dari panggung diplomasi budaya: sebuah film kolosal yang akan mengangkat kembali hubungan bersejarah antara Kesultanan Aceh dan Kekaisaran Ottoman Turki. Rencana ambisius ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dalam kunjungannya ke Ankara, Turki, pada 9 April 2025.
Kunjungan tersebut menghasilkan sinyal kuat dari kedua negara untuk menjalin kerja sama produksi film sejarah, sekaligus memperkuat ikatan budaya yang telah terjalin sejak abad ke-16.
Dukungan Gubernur Aceh: Film Ini Bukan Sekadar Hiburan
Menanggapi rencana itu, Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, melalui Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat, menyampaikan dukungan penuh terhadap produksi film tersebut.
“Bapak Gubernur menyambut dengan antusias rencana besar ini. Pemerintah Aceh siap memberikan dukungan penuh, termasuk mengikutsertakan tim terbaik untuk melakukan kajian mendalam terhadap sejarah hubungan Aceh dan Ottoman. Ini penting agar film nantinya dibangun berdasarkan fakta dan realita masa lalu, bukan sekadar cerita fiksi,” jelas Akkar, Sabtu (12/4/2025).
Bukan Sekadar Kerja Sama, Tapi Kebangkitan Marwah Sejarah
Akkar menambahkan bahwa Pemerintah Aceh melihat film ini sebagai momentum penting untuk mengangkat kembali kejayaan Aceh di pentas dunia Islam.
“Kesultanan Aceh memiliki peran strategis dalam sejarah peradaban Islam, terutama dalam menjalin hubungan erat dengan Kekaisaran Ottoman. Fakta ini harus diangkat kembali sebagai kebanggaan Aceh dan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Aceh pun menyatakan kesiapan penuh untuk memfasilitasi berbagai hal teknis, mulai dari akses ke situs sejarah, manuskrip kuno, hingga pelibatan para sejarawan dan budayawan lokal, demi memastikan keautentikan cerita.
Disbudpar Aceh: Siap All-Out untuk Produksi
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menyatakan bahwa pihaknya akan bergerak cepat dan solid mendukung rencana ini.
“Kami akan berkontribusi aktif dalam penyediaan data sejarah, pelibatan tokoh budaya, hingga fasilitasi lokasi-lokasi bersejarah yang relevan,” tegas Almuniza.
Menurutnya, film ini memiliki nilai strategis untuk mengangkat nama Aceh di mata dunia sekaligus memperkenalkan peran penting Aceh dalam sejarah global peradaban Islam.
“Ini adalah momentum besar. Kami tidak akan setengah-setengah. Generasi muda harus tahu bahwa Aceh pernah menjadi pusat dunia Islam,” tandasnya.
Inisiatif Fadli Zon: Sejarah, Persahabatan, dan Diplomasi Budaya
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, sebelumnya telah menyampaikan langsung ide produksi film ini kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, di Ankara. Fadli menegaskan bahwa komitmen Indonesia adalah mempererat ikatan sejarah dan budaya kedua negara melalui film, pameran lukisan, dan pendirian Rumah Budaya Indonesia di Turki.
“Indonesia dan Turkiye memiliki sejarah persahabatan yang panjang, dimulai sejak masa Kesultanan Aceh dan Kekaisaran Ottoman, jauh sebelum hubungan diplomatik resmi terbentuk tahun 1950,” tulis Fadli melalui akun X miliknya.
Fadli juga membeberkan beberapa bukti sejarah yang menunjukkan eratnya hubungan Aceh-Ottoman, seperti:
- Koin emas kuno di Gampong Pande bertuliskan nama Sultan Aceh Alaudin Riayat Syah Al-Kahar dan Sultan Ottoman, Suleiman I.
- Penemuan koin Dinasti Umayyah dan Abbasiyah di situs Bukit Bongal, Sumatera Utara.
- Makam tokoh Ottoman seperti Muthalib Ghazi bin Mustafa Ghazi di Gampong Bitai, Banda Aceh.
Sebuah Karya Kolosal yang Ditunggu Dunia
Jika proyek ini terwujud, maka film ini akan menjadi salah satu film sejarah terbesar di Asia Tenggara, menyandingkan kisah dua kerajaan besar Islam yang pernah berjaya di zamannya. Lebih dari sekadar hiburan, film ini berpotensi menjadi media edukasi sejarah sekaligus diplomasi budaya global yang membanggakan Indonesia dan Turki.
Sumber: Beritamerdeka.net
Baca Juga:
Utang RI Rp 250 T, Sri Mulyani: Bukan Karena Tak Punya Uang!
Tarif Trump Bikin Harga Kopi hingga Skincare Melonjak di AS
Saksikan berita lainnya: