Jurnal pelopor – Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI periode 2021-2025, Athor Subroto, membantah telah mengistimewakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia selama proses akademik di UI. Pernyataan ini ia sampaikan setelah Dewan Guru Besar (DGB) UI menyebut adanya perlakuan khusus terhadap Bahlil dalam risalah rapat pleno sidang etik mereka.
Athor Subroto Tegaskan Tidak Ada Keistimewaan
Sebagai ko-promotor disertasi Bahlil, Athor menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memberikan perlakuan istimewa kepada mahasiswa mana pun, termasuk Bahlil. “Kami tidak pernah mengistimewakan siapa pun. Kenapa kami dibilang seperti itu?” ujarnya saat ditemui Tempo di Kampus UI, Depok, Selasa, 4 Maret 2025.
Athor juga mempertanyakan bentuk keistimewaan yang dituduhkan dalam risalah rapat pleno tersebut. Menurutnya, UI telah menerima banyak mahasiswa dari kalangan pejabat tanpa memberikan perlakuan khusus. “Banyak pejabat yang kuliah di UI. Kami tidak melarang mereka untuk kuliah,” tambahnya.
Athor menjelaskan bahwa Bahlil telah memenuhi seluruh kualifikasi sejak awal pendaftaran di SKSG UI. Menurutnya, Bahlil bahkan meraih nilai tertinggi saat mengikuti ujian Simak UI, jalur seleksi mandiri untuk masuk UI. “Bahlil mendapatkan poin tertinggi dalam ujian Simak. Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan dia masuk melalui kongkalikong,” tegasnya.
Athor juga memastikan bahwa Bahlil telah melewati seluruh tahapan akademik yang berlaku, termasuk wawancara dan kelengkapan dokumen seperti ijazah S2 dan transkrip nilai. Meski transkrip nilai Bahlil dikirim belakangan, Athor menilai hal tersebut masih dalam batas kewajaran.
UI Lakukan Sidang Etik atas Dugaan Pelanggaran
Dewan Guru Besar UI sebelumnya telah menggelar sidang etik untuk meneliti dugaan pelanggaran dalam proses pembimbingan Bahlil di SKSG UI. Dalam rapat pleno yang digelar 10 Januari 2025, DGB UI menemukan indikasi bahwa promotor dan ko-promotor memberikan perlakuan khusus kepada Bahlil. Dugaan tersebut mencakup proses pembimbingan hingga kelulusan, termasuk perubahan mendadak terhadap penguji sidang disertasinya.
Dalam dokumen risalah rapat pleno yang diperoleh Tempo, DGB UI merekomendasikan sanksi terhadap promotor dan ko-promotor Bahlil. Athor Subroto, sebagai ko-promotor dua, direkomendasikan untuk tidak mengajar, membimbing, dan menguji selama tiga tahun. Ia juga direkomendasikan untuk mengalami penundaan kenaikan pangkat selama tiga tahun serta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur SKSG. Athor mengaku bahwa dirinya memang sudah tidak menjabat sebagai direktur SKSG sejak 26 Februari 2025.
Sementara itu, empat organ UI—Dewan Guru Besar, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik Universitas, dan Rektorat—dijadwalkan menggelar rapat pada Selasa, 4 Maret 2025. Mereka akan membahas rekomendasi pembatalan disertasi Bahlil Lahadalia.
Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Mahmud Sudibandriyo, membenarkan adanya rapat tersebut. “Ya, besok,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Tempo pada Senin, 3 Maret 2025. Namun, ia enggan memberikan rincian mengenai agenda rapat dan hanya menyebut bahwa pertemuan itu akan berlangsung tertutup.