Jurnal Pelopor – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, mengungkap penyebab keracunan makanan yang terjadi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai wilayah Indonesia. Dari Januari hingga Mei 2025, sudah tercatat 17 kasus keracunan di 10 provinsi akibat makanan yang disediakan dalam program ini.
Penyebab Keracunan: Kontaminasi, Bakteri, dan Kurangnya Higienitas
Menurut Taruna, ada tiga penyebab utama yang membuat kasus keracunan ini terjadi:
-
Kontaminasi awal bahan pangan — Bisa terjadi saat bahan mentah diterima atau saat proses pengolahan, yang kemudian mengakibatkan bahan makanan tercemar.
-
Pertumbuhan dan perkembangan bakteri — Makanan yang dimasak terlalu cepat dan kemudian didistribusikan terlambat menyebabkan bakteri seperti E. coli dan Salmonella berkembang, sehingga menimbulkan keracunan.
-
Kegagalan pengendalian keamanan pangan — Masalah higienitas dan sanitasi di dapur pengelola juga berperan besar. Oleh karena itu, BPOM berencana memberikan pendampingan dan pengawasan ketat agar standar keamanan pangan dapat terpenuhi.
Kasus Terparah di Bogor: 214 Korban dan Penetapan Status KLB
Kota Bogor menjadi sorotan utama karena kasus keracunan massal yang melibatkan 214 siswa. Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 8 Mei 2025 untuk mempercepat penanganan medis dan menjamin biaya perawatan korban.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya bakteri E. coli pada telur ceplok saus barbeque dan Salmonella pada tumis toge dan tahu yang disajikan dalam program MBG di Bogor.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperketat standar operasional prosedur (SOP) dan pengawasan di dapur penyedia MBG supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.
Pemerintah Bertekad Capai Zero Accident dan Percepat Program MBG
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa meskipun ada beberapa kasus keracunan, jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan total penerima manfaat MBG yang sudah mencapai jutaan orang.
Zulhas berkomitmen untuk terus memperbaiki tata kelola program agar bisa berjalan tanpa insiden lagi. Pemerintah juga fokus mempercepat penyaluran agar target 82,9 juta penerima manfaat bisa terpenuhi, sehingga tidak ada kecemburuan sosial antar daerah.
Program Makan Bergizi Gratis ini merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia. Meski ada hambatan, pemerintah terus berupaya agar makanan yang disajikan benar-benar aman, bergizi, dan tepat sasaran.
Sumber: Merdeka.com
Baca Juga:
Tanpa Target Juara, Sukorejo FC Bikin Kejutan di Bali 7’s 2025!
Hari Bumi 2025: BKPRMI Galang Aksi Tanam 1 Juta Pohon
Saksikan berita lainnya:
Demo Besar Tolak Revisi UU TNI: Apa Dampaknya bagi Demokrasi Indonesia?